Bibit Unggul Rumput Laut Hasil Kultur Jaringan Diresmikan di Butur

  • Bagikan
Pelepasan bibit unggul rumput laut hasil kultur jaringan di Desa Banu-banua Jaya, Kecamatan Kulisusu, Kabupaten Butur. (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: BUTON UTARA – Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Tenggara, Lukman Abunawas bersama Bupati Buton Utara, Abu Hasan resmi melepas bibit unggul rumput laut hasil kultur jaringan di Desa Banu-banua Jaya, Kecamatan Kulisusu, Minggu (26/7/2020).

Bibit unggul rumput laut yang diresmikan itu berkat kerja sama Pemda Butur dengan tim peneliti Universitas Halu Oleo (UHO).

“Ini adalah hal yang tidak gampang karena Sulawesi Tenggara cukup lama kita berkecamuk dengan rumput laut, tapi baru pertama kali kita melahirkan dan mendapatkan rumput laut unggul kultur jaringan,” ujar Plt Dinas Kelautan dan Perikanan Sultra, Laode Kardini.

Ia berharap adanya bibit unggul tersebut ikut mengantarkan Provinsi Sultra menjadi dearah potensial sehingga menunjang pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat.

Kata Laode Kardini, pengadaan bibit unggul rumput laut kultur jaringan totalnya 42 paket. Di satu sisi potensi rumput laut di Provinsi Sultra berkisar 47.000 hektare, sementara bisa dikelola sekitar 9.000 hektare dan mampu menghasilkan 37.000 ton pertahun.

“Sebetulnya bukan 42 paket, lebih dari 100 paket tapi karena anggaran di-recofusing akibat pandemi Covid-19. Dari 42 paket tersebut, Kabupaten Buton Utara mendapat bagian 11 paket,” sambungnya.

Menurut Wakil Gubernur Sultra, Lukman Abunawas, Kabupaten Butur menghadirkan program Agro-marine atau pengembangan bidang pertanian dan bidang kelautan. Untuk itu, adanya bibit unggul rumput laut kultur jaringan dinilai akan memberikan kesejahteraan masyarakat. Namun, tetap perlu pengelolaan yang maksimal agar hasilnya melimpah.

“Hindari adanya pencemaran laut,” ucapnya.

“Hasil produksi kita (di Sultra), seperti cokelat, cengkeh, jambu mete termaksud rumput laut, kita bisa buat merek, Kalau diambil daerah lain tentu PAD-nya kita tidak dapat,” sambungnya.

Sementara itu, Bupati Butur Abu Hasan, mengaku wilayah yang dipimpinnya dikembangkan melalui peningkatan komoditas unggulan lokal, baik bisa diperbaharui maupun tidak dapat diperbaharui.

“Saya belum memilih mengelola tambang di Buton Utara. Mungkin generasi ke depan. Saya memilih SDA yang bisa diperbaharui, pertanian organik dan perikanan atau kelautan serta perkebunan-kita kembangkan. Insya Allah bisa memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat,” jelasnya.

Hal tersebut dikataknnya bagian dari upaya membangun peradaban Butur dari berbagai sektor. Termasuk potensi rumput laut. Namun tentunya, kata dia, semua potensi alam yang dimiliki Butur atau Sultra secara umum perlu sentuhan inovasi dan kreativitas.

“Petani rumput laut dari berbagai kelompok menyampaikan terima kasihnya kepada Universitas Haluoleo. Hari ini mendapat kesempatan untuk menciptakan rumput laut sebagai pendapatan pokok maupun pendapatan tambahan,” tambahnya. (B)

Laporan: Ardian Saban
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan