BMKG: 47 Kali Susulan Pascagempa Kuat di Ternate

  • Bagikan
Pantauan BMKG terhadap gempa di Ternate, Minggu (7/8/2019). (Foto: BMKG)
Pantauan BMKG terhadap gempa di Ternate, Minggu (7/8/2019). (Foto: BMKG)

SULTRAKINI.COM: Pascagempa tektonik di wilayah laut sebelah barat Kota Ternate, terdapat gempa susulan berjumlah 47 kali gempa pada Senin (8 Juli 2019) pukul 12.45 WIB. Gempa bermagnitudo terendah, yakni 3,1.

Kota Ternate sebelumnya diguncang gempa bermagnitudo 7,0 pada Minggu (7 Juli 2019) pukul 22:08:42 WIB. Kuatnya gempa bahkan dikeluarkan peringatan dini tsunami dengan level waspada untuk wilayah Minahasa Selatan dan Minahasa Utara bagian selatan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Peringatan tsunami diakhiri Senin pukul 00.09 WIB, berdasarkan hasil monitoring perubahan muka air laut pada 6 stasiun tide gauge di Bitung, Tobelo, Ternate, Taliabu, Jailolo, dan Sanana selama sekitar 2 jam, sesuai dengan SOP tidak menunjukkan adanya anomali.

Gempa di Ternate merupakan jenis gempa dangkal akibat deformasi kerak bumi pada Lempeng Laut Maluku.
Gempa ini memiliki mekanisme sesar naik akibat adanya tekanan/kompresi lempeng mikro Halmahera ke arah barat dan tekanan lempeng mikro Sangihe ke arah timur. Aktivitas lempeng tersebut, berdampak pada lempeng laut maluku terjepit hingga membentuk double subduction ke bawah Halmahera dan ke bawah Sangihe.

Guncangan gempa tersebut dirasakan di Bitung dan Manado dengan intensitas hampir dirasakan semua penduduk dan banyak orang terbangun. Dampak gempa membuat masyarakat panik luar biasa.

Di Ternate, intensitasnya dirasakan banyak orang di dalam rumah. Meski demikian, hingga kini belum ada laporan kerusakan akibat guncangan itu. Sedangkan di Manado, beberapa rumah tembok retak ringan.

Usai gempa tersebut, BMKG mendeteksi terjadi gempa susulan berjumlah 47 kali pada Senin (8/7/2019) dengan magnitudo terbesar 4,9 dan terkecil 3,1.

“Hingga Senin, 8 Juli 2019 pukul 12.45 WIB, aktivitas gempa susulan mencapai 47 kali dengan magnitudo terbesar 4,9 dan magnitudo terkecil 3,1,” jelas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, S.T., Dipl.Seis, M.Sc dalam keterangan tertulisnya.

Rahmat mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap gempa susulan, tetap tenang, dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Sehubungan dengan peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir, bagi daerah yang mendapat peringatan dini tersebut dapat kembali ke tempat masing-masing. Namun, masyarakat tetap waspada terhadap gempa susulan,” ucapnya.

Editor: Sarini Ido

  • Bagikan