BNNP Sultra: Garda Terdepan P4GN dari Pemerintah Desa dan Kelurahan

  • Bagikan
Kepala BNNP Sultra membuka workshop peningkatan kapasitas P4GN, Rabu (15/7/2020). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Tenggara terus melakukan pengembangan kapasitas pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN), salah satunya melalui workshop di lingkup masyarakat, Rabu (15/7/2020).

Kepala BNNP Sultra, Ghiri Prawijaya, mengatakan perkembangan penyalahgunaan narkotika di negeri ini, maupun di Sultra khususnya semakin mengkhawatirkan. Narkoba tidak lagi mengenal usia, pendidikan, status sosial, pekerjaan, dan yang lainnya.

Bukan hanya itu, angka prevalensi penyalahgunaan narkotika juga tiap tahun di Indonesia mengalami kenaikkan. Pada 2017 berada diangka 1,7 persen menjadi 1,8 pada 2019.

Khusus di Sultra, angka pengungkapan kasus dengan barang bukti juga semakin niak. Hal itu terlihat dari jumlah pengungkapan korban penyalahgunaan dari tahun ke tahun. Pada 2018 misalnya, korban pengungkapan penyalahgunaan sebanyak 259 orang, naik menjadi 368 orang pada 2019, dan hingga Juni 2020 mencapai 54 orang.

“Dipandang perlu ada keterlibatan semua unsur terkait dalam mengatasi permasalahan narkoba, baik di lingkungan kita sendiri maupun di luar lingkungan,” ucapnya pada workshop di Kota Kendari.

Foto bersama pada workshop peningkatan kapasitas P4GN, Rabu (15/7/2020). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

Menurutnya, untuk menekan angka penyalahgunaan tersebut diperlukan peran pemerintah desa dan kelurahan sebagai garda terdepan penanganan narkoba. Sebab, narkoba adalah antara pilihan untuk memakai dan tidak memakai. Olehnya itu penting adanya sosialisasi dan edukasi tentang P4GN.

“Untuk menjadikan Indonesia atau Sultra bersih dan bebas dari narkoba, kita harus mulai dari desa dan kelurahan sebagai garda terdepannya, sehingga bisa efektif dan efisiensi pencegahan terhadap penyebaran narkoba itu. Kami butuh peran semua elemen masyarakat, seperti LSM, dasawisma, Karang Taruna, maupun kelompok lainnya,” jelasnya.

Dirinnya juga meminta kepada peserta workshop untuk mengkampanyekan pencegahan narkoba di lingkungan masing-masing.

“Narkoba itu kita tidak tahu kapan masuknya di wilayah kita, maka dari itu harus ada pencegahan lebih awal,” tambahnya. (C)

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan