Buku Rapor Rusak, Siswa Belajar Beralas Lantai Pascabanjir Konut

  • Bagikan
Kepala SMPN 1 Andowia, Suhepia membersihkan rapor siswanya yang berhasil diselamatkan, Minggu (23/6/2019). (Foto: Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)
Kepala SMPN 1 Andowia, Suhepia membersihkan rapor siswanya yang berhasil diselamatkan, Minggu (23/6/2019). (Foto: Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kondisi SMPN 1 Andowia di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra) memprihatinkan pascabanjir bandang sejak awal Juni 2019. Total 260 siswa di sekolah ini terpaksa mengikuti ujian sekolah dengan cara melantai.

SMPN 1 Andowia salah satu sekolah terdampak banjir Konut. Akibatnya, sarana prasarana sekolah rusak. Ini juga mengakibatkan kursi dan meja siswa rusak sehingga siswa harus mengerjakan ujian sekolah beralaskan lantai.

Kepala SMPN 1 Andowia, Suhepia, mengatakan banjir bandang menenggelamkan sekolah mereka selama dua minggu. Semua barang-barang berharga sekolah tidak terselamatkan karena banjir datang dengan cepat dan merendam ruangan di gedung sekolah.

“Kemarin kita laksanakan ujian penaikan kelas terpaksa harus melantai karena semua meja rusak akibat terendam banjir dan tidak dapat digunakan lagi. Sementara rapor siswa banyak yang rusak dan hanya sebagian saja berhasil diselamatkan,” jelas Suhepia kepada Sultrakini.com, Minggu (23/6/2019).

Kini banjir mulai surut, namun tak lantas membuat Suhepia merasa lega. Lumpur didatangkan banjir menimbun sebagian ruangan sekolah. Pihaknya berharap, pemerintah bisa membantu mengganti sarana dan prasarana sekolah yang rusak itu.

“Untuk aktivitas sekolah siswa tetap masuk sekolah, namun sementara kita melantai dulu dan belajar dengan alat tulis seadanya,” terangnya.

Andowia satu dari total enam kecamatan di wilayah Konut terdampak banjir akibat luapan Sungai Walasolo, Lalindu, dan Sungai Wadambali. Selain Andowia, kecamatan lainnya terdampak banjir adalah Asera, Landawe, Langgikima, Oheo, Wiwirano, dan Motui.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Konut mendata hingga 21 Juni 2019, terdapat 38 sarana pendidikan terdampak banjir, yaitu 14 SD, lima SMP, satu SMA, 17 TK, dan satu unit pusat kegiatan belajar masyarakat.

Laporan: Wayan Sukanta

Editor: Sarini Ido

  • Bagikan