Bumdes di Butur Buat Usaha Pabrik Kelapa Terpadu

  • Bagikan
Bupati Buton Utara, Abu Hasan, saat meresmikan pabrik kelapa terpadu BUMDESMA Tosalaro. di Eks Pasar Desa Wamboule, Kecamatan Kulisusu Utara, Kabupaten Buton Utara. (Foto: Istimewa)
Bupati Buton Utara, Abu Hasan, saat meresmikan pabrik kelapa terpadu BUMDESMA Tosalaro. di Eks Pasar Desa Wamboule, Kecamatan Kulisusu Utara, Kabupaten Buton Utara. (Foto: Istimewa)

SULTRAKINI.COM: BUTON UTARA – Bupati Buton Utara (Butur), Abu Hasan, meresmikan sebuah pabrik kelapa milik bersama gabungan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dari 14 Desa yang diberi nama Bumdesma Tosalaro, di Desa Wamboule, Kecamatan Kulisusu Utara, Kabupaten Buton Utara, Selasa (3/12/2019).

Pembangunan pabrik kelapa ini seiring dengan cita-cita Pemda Butur untuk menjadikan Kecamatan Kulisusu Utara sebagai kawasan pengembangan sentra komoditas kelapa yang kemudian didorong melalui 14 Bumdes dengan membentuk Bumdes Bersama (BUMDESMA) sebagai perwujudan Socio Corporate sesuai harapan dan arahan Bupati.

Bupati Butur, Abu Hasan, saat meresmikan pabrik tersebut dalam sambutannya mengatakan, beberapa tahun terakhir ini yang menjadi prahara di daerah Butur harga kelapa mengalami penurunan dari tiga ratus rupiah sampai empat ratus rupiah per biji, akibat perang dagang ekonomi global dan turunnya beberapa harga ekspor dibeberapa negara eropa yang sangat selektif, jadi ini bukan dampak pasar nasional, bukan dampak pasar daerah tetapi dampak pasar ekonomi global.

“Kita berusaha untuk terus mencari jawaban masalah kelapa, kalau dulu harga kelapa tiga sampai empat ratus rupiah, di pabrik ini dihargai seribu lima ratus per biji,” ungkap Abu Hasan.

Saat ini, pabrik kepala tersebut sudah mempunyai satu mesin. Untuk itu pemerintah daerah Kabupaten Butur akan berusaha untuk menambah mesin lagi di pabrik tersebut untuk pengolahan kelapa menjadi kopra (kelapa panggang).

“Kita baru punya satu mesin insya Allah tahun depan saya tambah satu mesin untuk pabrik ini,” katanya.

Mantan Ketua KAHMI Sultra itu juga mengungkapkan, kelapa ini adalah produk unggulan Butur yang tidak boleh diremehkan karena dari kelapa ini akan muncul tenaga-tenaga kerja dalam mengolah kelapa menjadi kopra.

Menurutnya, untuk mengolah kelapa menjadi kopra itu tenaga kerjanya cukup besar, tapi dengan industri ini akan melahirkan tenaga kerja yang tidak hanya kekuatan fisik, tapi juga secara menajerial mereka dibina untuk bekerja sebuah industri besar dalam sebuah koperasi modern.

“Kita harus mulai belajar dari sekarang, belajar bekerja dalam sebuah koperasi moderen dengan menajemen moderen pula, dengan leadership yang bagus,” ucapnya.

“Jadi saya kira ini harapan baru bagi masyarakat kita insya Allah, saya mohon dukungan DPRD agar Buton Utara ini menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru dan industri-industri baru dan komoditas unggulan daerah yang ada di daerah kita sudah saatnya komiditas unggulan daerah kita hadirkan industri,” tambahnya.

Proyeksi industri ini diharapkan dapat memanfaatkn semua unsur pada buah kelapa, mulai dari sabut, batok, daging, hingga air kelapa, dengan memproduksi, Coco Fiber, Coco Peat, Arang / Briket Batok, Asap Cair, VCO, CCO, Pakan Ternak, Galeno, Santan Cair, dan Nata de Coco.

Namun untuk tahap pertama peralatan dan mesin belum lengkap sehingga sabut kelapa dan air kelapa belum dapat diproses sebagaimana yang direncanakan.

 

Laporan: Ardian Saban

Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan