Buton Selatan Promosi Tarian di Kemilau Sulawesi 2016 Bandung

  • Bagikan
Perwakilan Buton Selatan di acara Kemilau Sulawesi 2016 di Bandung, pekan lalu. (Foto: Muhammad/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM : BUSEL – Enam Penari Dandi, Pajoge (ngibi) dan tari Pomane beserta tujuh pemusik asal Kecamatan Siompu menjadi perwakilan Kabupaten Buton Selatan saat perlombaan di acara Kemilau Sulawesi di Bandung.Diungkapkan Kepala Bidang Pemasaran dan Promosi Pariwisata Busel, Suharuddin Singka, Selasa (29/3/2016), kegiatan ini untuk pengembangan promosi pariwisata kebudayaan pada Kemilau Sulawesi 2016 yang dilaksanakan di BTC Bandung pada tanggal 23 -27 Maret 2016.Kegiatan tersebut diselenggarakan setiap tahun, yang sebelumnya di bulan Oktober 2015 lalu, para penari asal Siompu ini diutus untuk memperagakan tari Pomane, Dandi dan Pajoge saat pelaksanaannya di Bali.\”Perlombaan ini Busel menampilkan pameran dan budaya ekonomi kreatif yang dipamerkan melalui objek wisata, baik itu budaya, alam maupun buatan termasuk destinasi wisata bahari,\” katanya. Untuk ekonomi kreatif, pihaknya memamerkan beberapa kerajinan berupa tikar yang berasal dari Batu Atas dan tenunan dari Siompu termasuk kuliner dan souvenir lain dari daerah itu.Dalam pertunjukan tersebut, kata Suharuddin, untuk Busel menghadirkan tari kolaborasi dimana tari ini sesungguhnya berinti pada tari Pomane.\”Pihak Dinas Pariwisata saat itu melihat sebuah peliputan seni dan budaya di Siompu. Sehingga dari situ kami tertarik mengkolaborasikan tari Pomane, tari Dandi dan Pajoge untuk memadukan inti dari ketiga tarian ini, maka kita dahulukan tari Dandi dan tari Pajoge, kedua ini merupakan bagian dari ilustrasi dari sejarah tari Pomane,\” terangnya.Menurut Suharuddin Singka, konon tarian ini dibawah pasukan Majapahit berjumlah 41 orang mendatangi Pulau Buton. Sehingga tari Pomane ini merupakan warisan dari pasukan Mahapati Gajah Mada, ketika sekian lama berlayar ke pulau Jawa, mereka tiba dulu di Pulau Buton. Pada tengah malam saat bulan purnama, mereka mendengarkan lantunan alunan musik disekitar pulau Siompu. \”Mereka mendatangi tempat waktu itu ternyata sedang terjadi pesta adat, dimana yang diperagakan adalah tari Dandi dan tari Pajoge ini dilaksanakan. Sejak itu juga mereka langsung melapor ke tokoh adat untuk mengambil bagian dan pada akhirnya mereka meminta untuk ditambah lagi satu malam, karena mereka saat itu ingin menampilkan satu persembahkan tarian dari mereka sendiri. Besok malamnya datanglah mereka dengan memperagakan tarian yang dikenal tarian Pomane,\” ceritanya.Suharuddin menyebutkan jumlah tari Pomane ini tidak terbatas, bisa dua, empat, atau lebih dari itu. Karena gerakannya tidak terlalu terikat seperti yang diperagakan yaitu peperangan menyerupai atraksi kesatria, namun tari tersebut berpasangan sesama laki-laki.\”Saat ini tari Pomane ini baru dikembangkan dari putra putri asal Siompu, jadi kemarin 2 orang tari Dinda kemudian mereka juga turut andil di tari Ngibi atau Pajoge berpasangan dengan dua orang laki-laki, dan ditambah tarian Pomane dengan jumlah penari yang diutus berjumlah ada 6 orang,\” terangnya.Seni musik merupakan instrumen yang sangat menentukan, olehnya itu pihaknya memberangkatkan dengan pemusiknya yang berjumlah 7 orang dari kecamatan Siompu juga.Dari event tahunan Kemilau Sulawesi 2016 ini, pihaknya bisa memanfaatkan penampilan dari tarian melalui pariwisata dan kebudayaan. Sehingga Busel itu bukan hanya dikenal pada tingkat provinsi saja melainkan juga dikenal secara nasional.Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Busel, L.M. Muslim menjelaskan, event Kemilau Sulawesi ini untuk mempromosikan multi destinasi untuk Sulawesi. dari tujuh provinsi tersebut mempersembahkan destinasi termasuk tariannya.Ia mengaku, untuk Busel sangat besar manfaatnya yang selama ini pihaknya tidak punya kesempatan untuk mempromosikan tari tradisional, khususnya tari pomane kolaborasi masyarakat lokal dengan tarian yang dibawa oleh Mahapati Gajah Mada.\”Pertunjukan kita saat di Bandung pada Kemilau Sulawesi 2016 cukup memberikan semangat dan ternyata kita bisa bersaing ditingkat nasional, berterimakasih juga kepada tim yang dipimpin Kabid Pemasaran dan Promosi Pariwisata Busel beserta Petuah Sanggar Seni Bina Wakili, Pomili Womal, sangat mengapresiasi dan bangga karena hasilnya saat itu dibuktikan dari serunya penonton saat menyimak penampilan asal Busel,\” katanya.Muslim berharap ini merupakan salah satu indikator awal bahwa untuk peragaan seni, kecamatan-kecamatan lain juga bisa menjadi wadah untuk mencontohi Kecamatan Siompu yang dibawakan oleh sanggar Bina Wakili di Buton Selatan.\”Jadi jangan hanya Siompu yang maju tetapi ketujuh kecamatan yang ada di Busel dapat menunjukan identitas jati dirinya, khususnya tari tarian tradisional yang sudah dilakukan kemarin di Bandung,\” tutupnya. Turut dihadiri langsung dari rombongan Busel 19 orang termasuk Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Busel, Kabid Destinasi Wisata Busel, Wakil Ketua DPRD Busel, dan Kabid Pemasaran dan Promosi Busel beserta penari Sanggar Bina Wakili asal Siompu Kabupaten Buton Selatan.(B)Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan