Cinta, Katanya

  • Bagikan

Apalah ini
sebuah kata bernarasi, mencipta lakon dua anak manusia
Jaka dara dengan selarik kebahagiaan terpancar di mata
Mengalun membuai selirik lagu penuh romansa
Hingga lupa impian menggapai dunia
 
Apalah ini
Sebuah ekstase yang tak kuasa terdefinisi
Sebab segala macam literasi telah bersembunyi
Mengungsi dari luapan ombak berjuta rasa bersumber dari hati
 
Di sini
Di jazirah tenggara pulau Sulawesi
Ada pula kejadian semacam film-film Hindi
Sebab memang ia tak mengenal batas teritori
Ia bisa datang dan pergi tanpa diketahui
Pun tanpa disadari, kembali lagi
Mengisi ruang hati sunyi dan jiwa yang sepi
Menggulir hari-hari suram penuh duka jadi warna-warni
Menggubah yang tiada guna, lantas jadi berarti
 
Bagaimanalah
“Cinta”, katanya
Namun iakah satu yang sejati
Atau hanya seberkas ilusi?*Hajriani Friendly
([email protected])Redaksi SULTRAKINI.COM menerima kiriman karya sastra (puisi, cerpen, essai, dll) dari pembaca untuk dimuat dalam kanal Edukasi-Sastra. Setiap pekan akan dikoreksi oleh para kurator Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara serta penyair dan penulis handal Sultra. Karya dapat dikirimkan melalui email: [email protected] dengan melampirkan identitas jelas.

  • Bagikan