Cuaca Dingin Picu Stroke dan Serangan Jantung

  • Bagikan
Cuaca Dingin Memicu Stroke dan Serangan Jantung (Foto:Img2018Beuty.pw)
Cuaca Dingin Memicu Stroke dan Serangan Jantung (Foto:Img2018Beuty.pw)

SULTRAKINI.COM: Jangan anggap enteng perubahan cuaca yang terjadi saat ini. Pada akhir tahun ini hujan deras melanda sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk Provinsi Sulawesi Tenggara. Musim hujan identik dengna udara dingin dan kelembapan, sehingga kita nyaman untuk beristirahat. Namun, hati-hati suasana dingin juga bisa memicu stroke dan serangan jantung.

sejumlah penelitian ditemukan kemungkinan hubungan antara cuaca tertentu dengan kejadian stroke. Perubahan suhu yang cukup jauh setiap harinya dan kelembapan yang tinggi diduga dapat meningkatkan risiko stroke.

Para peneliti memaparkan suhu lebih dingin biasanya berhubungan dengan kejadian stroke bahkan kematian. Pada suhu rata-rata di musim dingin sekitar 15 derajat celsius dapat meningkatkan terjadinya stroke hingga enam persen.

Memang penyebab mengapa hal ini terjadi masih belum jelas? kemudian, juga belum ada hubungan timbal balik antara cuaca dan stroke yang harus dibuktikan, kendati para peneliti telah berhasil menemukan adanya hubungan antara keduanya.

Menurut situs Webmd, perubahan suhu setiap harinya dan peningkatan kelembapan udara merupakan suatu stressor. Karena itu, orang berisiko tinggi menderita stroke disarankan menghindari paparan udara dingin dan kelembapan udara tinggi.

Dalam situs ini juga, dipaparkan suhu dingin yang menyebabkan berbagai pembuluh darah di dalam kulit akan mengecil. Apabila udara hangat, pembuluh darah ini akan melebar untuk meningkatkan pengeluaran panas melalui kulit.

Namun menurut dokter syaraf Alkatiri, bisa dipastikan cuaca bukanlah satu-satunya faktor penyebab terjadinya serangan stroke. “Cuaca hanya salah satu dari sekian banyak faktor lain yang berhubungan dengan peningkatan risiko stroke. Misalnya, gaya hidup, usia, jenis kelamin, ras, berat badan, kadar kolesterol, dan riwayat kesehatan penderita,” tambahnya.

Serangan jantung kini masuk daftar penyakit paling dipengaruhi oleh cuaca. Penelitian terbaru menunjukkan risiko penyakit jantung meningkat saat cuaca semakin dingin.

Studi yang dilakukan oleh British Heart Foundation tersebut menemukan serangan jantung lebih sering terjadi pada musim dingin dibandingkan musim panas.

Mereka menemukan kebanyakan serangan jantung lebih mematikan dalam enam bulan terdingin, dibandingkan dengan terhangat.

Jumlah keseluruhan serangan jantung kira-kira sama pada paruh terdingin dalam setahun dengan serangan jantung paling serius menyebabkan serangan jantung dan syok kardiogenik, dibandingkan bulan-bulan hangat (52 persen).

Risiko kematian dalam 30 hari akibat serangan jantung yang parah hampir 50 persen lebih tinggi dalam enam bulan terdingin, dibandingkan dengan enam bulan terpanas (20 persen dan 28 persen).

Kondisi darah dengan penyempitan pembuluh darah berisiko lebih dan mempermudah terjadinya penggumpalan. Ini memicu kondisi akut dan inflamasi sedang yang membuat deposit lemak di dinding pembuluh darah meningkat.deposit lemak tersebut bisa terus-menerus bertambah dan menumpuk hingga menutup jalur peredaran darah ke jantung, otak, dan tubuh.

Kondisi tersebut membuat peluang serangan jantung dan stroke semakin besar. Terlebih, di musim dingin, sinar matahari menjadi sumber vitamin D menjadi sangat minim untuk tubuh. Padahal, kekurangan vitamin D semakin membuat tubuh berisiko terhadap kasus serangan jantung dan stroke.

Berbagai sumber
Laporan: Wa Ode Rahmah Maulidya Wuna

  • Bagikan