Darurat! Buteng Butuh Tenaga Kesehatan

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: BUTON TENGAH – Tenaga kesehatan di Kabupaten Buton Tengah masih sangat minim. Buktinya, untuk menangani seluruh wilayah Buteng, saat ini hanya ada 1 dokter PNS dibantu 4 pegawai tidak tetap (PTT). Sementara idealnya, dibutuhkan minimal 30 dokter.

Menurut Kepala Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Buton Tengah, dr. Kariadi, ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya tenaga dokter di Buteng.

“Ada beberapa faktor mungkin yang mempengaruhi minat dokter untuk ke daerah, karena kurangnya promosi dan tawaran dari daerah mengenai kesejahteraan, mereka belum dengar sehingga mereka belum bisa ke sini,” kata dr. Kariadi kepada SULTRAKINI.COM, Selasa (13/12/2016) siang.

Sebenarnya, sambung dia, pemerintah memiliki kebijakan penempatan dokter melalui program PTT atau usulan daerah untuk pengangkatan pegawai. Namun ini tergantung pada formasi penerimaan PNS oleh pemerintah pusat.

“Walau berapapun dialokasikan penerimaan, namun belum tentu juga ada dokter yang berminat, karena hitung-hitungan kesejahteraan itu dan penghasilan tambahannya untuk di suatu daerah,” katanya.

Kariadi mencontohkan perbandingan dengan daerah lain. Hasil kunjungan ke Mataram dan setelah rapat dengar pendapat dengan DPRD Buteng, khusus tunjangan daerah bagi dokter spesialis sebesar Rp 50 juta per bulan. Sementara Buteng hanya mampu sebesar Rp 25 juta per bulan karena keterbatasan anggaran.

“Pasti logika berpikirnya begitu kalau dokter, lebih baik tinggal di kota,” katanya membandingkan. Hal inilah kata dia yang mempengaruhi kurangnya minat dokter mengabdi di Buteng.

Oleh karena itu, dalam Musrenbang diusulkan pemenuhan tenaga dokter. Jika ke depannya susah mendatangkan dokter dari luar, maka untuk jangka panjang Buteng mengambil lulusan terbaik dari beberapa sekolah untuk lanjut studi kedokteran dibiayai oleh Pemda.

“Saya sudah pernah sampaikan pada saat Musrenbang rencana jangka panjang Buteng, yakni dengan mengambil alumni-alumni lulusan terbaik dari beberapa sekolah untuk melanjutkan studinya di kedokteran yang dibiayai langsung dari Pemda setempat,” ungkapnya.

Mereka akan dibuatkan kontrak dengan pemerintah daerah, sehingga lulusan dokter tersebut akan pasti mengabdi di daerahnya kelak. “Kalau seandainya ini bagus untuk daerah, maka ke depannya bisa dilanjutkan dengan spesialisnya. Sehingga tidak lagi kekurangan, tetapi ini prosesnya lama dan pasti,” imbuhnya.

Pemda saat ini masih terus berusaha memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan. Karena tuntutan mendesak saat ini adalah beroperasinya RSUD Buteng setelah tahap pembangunannya selesai.

Laporan: Ali Tidar

  • Bagikan