David Warren, Ciptakan Black Box Usai Ayahnya Korban Kecelakaan Pesawat 

  • Bagikan
Black box (Foto: dw.com)
Black box (Foto: dw.com)

SULTRAKINI.COM: Salah satu benda paling dicari (black box) dari pesawat Lion Air JT-610, telah ditemukan oleh prajurit TNI AL bernama Sertu Hendra Syahputra pada pencarian hari ke-4, tepatnya Kamis (1 November 2018).

Black box menjadi benda paling dicari setelah terjadi kecelakaan pesawat. Namun, apakah kamu tahu siapa pencipta dari benda penting ini?

Pencipta black box, yaitu David Ronald de Mey Warren atau kerap disebut David Warren. Adalah seorang ilmuwan asal Australia kelahiran 1925.

Dilansir dari Thoughtco, kecelakaan pesawat yang terjadi terhadap ayahnya pada 1934 membuat Warren berkeinginan menciptakan perekam data penerbangan.

Sekitar 7 tahun kemudian, dia menyelesaikan prototipe pertamanya yang disebut ‘Memory Unit’. Sayangnya, penemuan itu lebih banyak mengundang kritik dibandingkan pujian. Hanya Inggris dan Amerika Serikat yang menanggapi penemuan Warren lebih serius dan memproduksi black box secara massal. Masih dari sumber yang sama, Warren dikabarkan tidak mendapatkan imbalan finansial atas penemuannya.

Penemuan Warren baru diakui oleh negaranya pada 2002. Ia akhirnya dianugerahi Orde Australia atas kontribusinya. Warren menutup usia pada 2010 dalam usianya ke 85. Penemuannya telah menjadi andalan seluruh pesawat di dunia hingga saat ini. Namun, tak diketahui pasti mengapa alat perekam pesawat tersebut berakhir dengan nama kotak hitam.

Black Box

Black box merupakan sekumpulan alat yang digunakan pada pesawat untuk menyimpan semua data aktivitas selama penerbangan.

Seluruh data penerbangan yang dibagi menjadi dua jenis, yaitu Flight Data Recorder dan Cockpit Voice Recorder (CVR) disimpan dalam kotak ini. FDR berisi parameter yang berhubungan dengan semua teknis penerbangan, seperti ketinggian dan kecepatan pesawat, temperatur, kondisi mesin dan lain sebagainya.

Sedangkan CVR berisi semua rekaman suara antara pilot, co-pilot, dan kru penerbangan serta mesin, suara lainnya yang berada di dalam kokpit.

Saking pentingnya isi black box, kotak ini dilapisi dengan baja khusus. Baja yang harus tahan panas, tahan air, tahan terhadap ledakan, tidak hancur terkena benturan benda lain.

Secara teknis, black box terdiri dari tiga lapisan untuk menyediakan jenis perlindungan yang berbeda pada media perekaman. Shell terluar merupakan baja khusus yang dikeraskan. Ada dua jenis yang bisa dipakai, yaitu titanium atau baja stainless steel.

Lapisan kedua adalah sebuah kotak isolasi sementara yang ketiga adalah sebuah blok termal untuk melindungi terhadap kebakaran berat dan panas. Black box dikemas dalam Crash Survivable Memory Unit (CSMU) yang dibuat mampu bertahan di suhu panas ekstrem, dampak yang besar dan perubahan tekanan yang drastis.

Umumnya, black box disimpan di bagian buntut pesawat dan mempunyai kemampuan self-eject serta mudah dideteksi oleh sonar atau radar. Black box juga dilengkapi dengan Under Water Locator Beacon, untuk dapat diketahui lokasinya apabila tenggelam di laut.

Alat ini mampu mengeluarkan sinyal dan kedalaman 14.000 kaki (4.267m) yang mana kotak ini akan memancarkan sinyal ketika terguncang karena benturan. Sinyal inilah yang ditangkap radar untuk menunjukkan lokasi pesawat.

Material Baja

Secara umum, perangkat dalam black box bukanlah perangkat yang dapat dikatakan mutakhir. Meski saat ini sudah banyak perangkat dalam black box menggunakan teknologi Solid State, beberapa jenis pesawat malah masih menggunakan peranti magnetic state seperti Hercules C-130 yang jatuh di Medan, 30 Juni 2015.

Black Box dengan magnetic state sebetulnya hanya pita rekaman seperti pita kaset biasa. Sedangkan solid state menggunakan microchip. Nah yang terpenting bukanlah peranti isinya, tapi file atau data di dalamnya.

Karena isinya begitu penting, material luar atau material pelindung black box harus tahan terhadap asumsi-asumsi kondisi kecelakaan pesawat. Misalnya, jika pesawat terbakar, harus tahan pada suhu tinggi sampai 1.100 derajat celcius selama 1 jam atau api yang membakar sebesar 260 celcius selama 10 jam.

Juga tahan pada tekanan dan benturan. Hal ini berkaitan dengan kondisi pesawat yang terbang dan dipengaruhi gravitasi. Misalnya, saat jatuh pada ribuan meter di dasar laut atau saat jatuh di laut, black box harus tahan terhadap tekanan air laut, korosi, zat asam, dan dapat berada di dalam air asin selama minimal 1 bulan dengan tekanan air sedalam 20.000 kaki.

Black box harus mampu bertahan dari kondisi penurunan atau tekanan gaya gravitasi ekstrim, yakni pada tekanan 3.400 G (gravitasi) selama 6,5 detik. Sekadar informasi, manusia bisa pingsan jika mendapat tekanan gravitasi 5 G dalam waktu 5 detik.

Material black box adalah baja tahan karat dengan sifat yang berbeda baik dengan baja karbon maupun dengan baja paduan rendah lainnya. Paduan utama baja ini adalah bahan tahan karat Cr atau Cr dan Ni dengan sedikit tambahan unsur lain seperti Mo, Cu, dan Mn.

Sumber: line today, cnn indinesia dan infoambi.com
Laporan: Saswita

  • Bagikan