Desa Wonua Kongga Rusak Akibat Tambang

  • Bagikan
jembatan yang sudah mulai lapuk.Foto: Adrian Lusa/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: KONSEL – Keberadaan usaha pertambangan di suatu daerah rupanya tidak selalu membawa dampak positif di daerah tersebut, misalnya yang dialami Desa Wonua Kongga, Kecamatan Laeya. Sempat dikenal sebagai salah satu wilayah primadona pertambagan nikel di Konawe Selatan, kondisi desa ini kini memprihatinkan.

Wilayah desa berpenduduk 167 Kepala keluarga dan 637 jiwa ini masuk dalam wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Integra yang mulai mengeksplorasi kekayaan alam di wilayah ini sejak tahun 2007 hingga 2013.

Imbas dikeluarkannya UU Minerba tahun 2013, Perusahaan ini lalu menghentikan eksplorasinya karena tidak memiliki Smelter sebagaimana kewajiban dalam peraturan tersebut.

Sepeninggalan perusahaan ini, alam desa ini kini rusak parah, sumber air pun kering karena kawasan hutan diatas desa telah habis dibabat oleh perusahaan.

“Inilah masyrakat kami sekarang, hanya berkebun dan beternak, dan itupun tak banyak berhasil karena daerah kami ini daerah kering. Rumput laut tak berhasil begitupun dalam hal menangkap ikan,” jelas ngkap Kepala Desa Wonua Kongga, La Ode Sulema. Jum’at 02/08/2016.

Tidak hanya itu, sejumlah fasilitas desa juga sangat memprihantikan karena jalan yang belum beraspal serta jembatan yang sudah mulai lapuk sehingga harus berhati hati jika melewati Jembatan tersebut. Selain itu akses air bersih juga sangat susah.

Menurut La Ode Sulema, adanya tambang Nikel di daerah ini tidak banyak memberi dampak bagi masyrakat Wonua Kongga, listrik yang masuk pada tahun 2012 dari dana APBN, satu jembatan yang dibangun pada tahun 2015 diambil dari dan desa.

“Untuk fasilitas desa, seperti batas desa dibangun dari anak KKN IAIN Kendari. Tidak ada bantuan dari pihak perusahaan tambang yang bereksplorasi di desa ini,” ungkap La ode Sulema.

  • Bagikan