Di Kendari, Kasus Cerai Gugat Lebih Tinggi Dibandingkan Cerai Talak

  • Bagikan
Pengadilan Agama Kendari (Foto: Riswan/SULTRAKINI.COM)
Pengadilan Agama Kendari (Foto: Riswan/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Melihat kasus tingkat perceraian yang terjadi di tahun 2020, Pengadilan Agama Kelas 1A Kendari telah menerima perkara 560 kasus perceraian dari bulan Januari hingga Agustus 2020.

Dari kasus perceraian itu, Pengadilan Agama mencatat perkara cerai gugat atau gugatan perceraian yang diajukan oleh istri atau kuasanya lebih tinggi yakni 402 dibandingkan dengan perkara cerai talak atau ikrar suami dihadapan Pengadilan Agama yang menjadi salah satu penyebab putusnya perkawinan hanya mencapai 158 perkara.

Panitia Muda (Panmud) Pengadilan Agama Kendari, Abdul Mukti Jasri Saleh, mengungkapkan bahwa data selama pandami ini tidak ada peningkatan secara signifikan angka perceraian, karena sampai sekarang dari bulan Januari hingga Agustus 2020 perkara yang masuk sekitar 560, baik cerai gugat maupaun cerai talak.

“Memang kebanyakan laporan kasus yang kita terima adalah cerai gugat atau istri yang mengajukan cerai terhadap suami,” kata Abdul Mukti, Rabu (2/9/2020).

Mukti mengatakan, kantor pengadilan agama sempat tutup pada bulan Agustus sehingga perkara yang masuk sedikit. Biasanya, sebelum Covid-19 rata-rata perkara masuk mencapai 20 sampai 50 kasus per bulan.

“Biasanya awal tahun banyak kasus masuk sampai 50 kasus perbulan,” bebernya.

Abdul Mukti juga menambahkan, dari 560 kasus perceraian yang masuk yang telah diputuskan dan dikabulkan sebanyak 409 kasus terdiri 112 cerai talak dan 297 cerai gugat.

“Penyebab istri menggugat cerai karena perselisihan, KDRT, dan meninggalkan salah satu pihak. Kalau faktor ekonomi tidak terlalu berpengaruh, dan usia rata-rata yang melakukan perceraian umur 30 keatas,” terangnya

Dia juga membeberkan bahwa angka perceraian di Kota Kendari sama sekali tidak berpengaruh dengan adanya Pandemi Covid-19.

“Untuk Sultra sendiri melihat Pandemi ini tidak begitu berpengaruh, berbeda dengan kota-kota besar karena ekonomi mungkin bisa jadi penyebab,” tutupnya. (C)

Laporan: Riswan
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan