Dibangun Sejak 1991 Asrama Atlet Dayung Sultra Kumuh, Kadispora Prihatin

  • Bagikan
Plt Kadis Dispora Sultra, Yusmin, saat meninjau lokasi gedung Asrama Dayung Sultra, Kamis (10/2/2021) (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)
Plt Kadis Dispora Sultra, Yusmin, saat meninjau lokasi gedung Asrama Dayung Sultra, Kamis (10/2/2021) (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Gedung Asrama atlet dayung Provinsi Sulawesi  Tenggara yang beralamat di Kelurahan Benubenua, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari, kian memprihatinkan kondisinya dan sangat kumuh. Kondisi tersebut sangat disayangkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Sultra, Yusmin, saat meninjau langsung lokasi mengawali masa tugasnya setelah tiga hari dilantik sebagai Plt Kadis, Kamis (11/2/2021).

Anehnya, bangunan yang sudah ‘menelorkan’ atlet dayung dengan berbagai prestasi dibidang olahraga dayung, sejak dibangun 1991 silam oleh Gubernur Sultra Alala pada masa kepemimpinanya belum sama sekali tersentuh perbaikan ataupun rehabilitasi.

“Gedung ini dibangun dimasa Gubernur Alala Tahun 1991 saya tau persis, usianya sudah 30 tahun, tidak pernah diperbaiki,” ungkap Arifin Godo, Atlet Senior Dayung, juga pendiri PPLP yang turut serta dalam rambongan peninjauan lokasi.

Dari luar gedung, sepintas bangun gedung Asrama ini terlihat baik-baik saja, namun ketika berada di dalam gedung hampir semua tiang dan lantai bangunan yang berbahan dasar kayu terlihat lapuk dan nyaris rubuh. Bahkan ruang tribun penonton sudah tidak ada lantainya akibat lapuk. Begitu juga dengan kondisi atap beberapa ruas kamar sudah mulai berlubang dan berkarat.

Bahkan salah satu gudang tempat penyimpanan alat-alat dayung belum memiliki atap. Padahal itu sangat mengamcam kualitas peralatan atlet yang harganya cukup fantastis dan berasal dari luar negeri.

Kondisi tribun Asrama Dayung Sultra tanpa lantai, (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

Bukan hanya kondisi bangunan yang dikeluhkan oleh para Atlet, kondisi air bersih, tempat latihan, juga peralatan  sangat dikeluhkan. Seringkali para atlet yang mendiami Asrama terpaksa harus mencari alternatif lain demi mendapatkan air bersih.

“Airnya ini air gunung, tapi kadang airnya mengalir nanti tengah malam, kadang juga tidak mengalir, terpaksa kita mandi diluar sana, air Damkar milik kota,” ucap Jamaluddin, Pelatih Rowing Dayung.

Tidak sedikit atlet yang tinggal disini Asrama ini, mereka adalah atlet PPLP dayung 17 orang dan Atlet senior dayung. Jumlahnya mereka hampir 40-an.

Para Atlet juga sangat menaruh harapan besar kepada Plt Kadis Dispora Sultra, Yusmin, agar segera bisa memberikan fasilitas dan perhatian yang memadai karena sampai saat ini belum ada perbaikan.

Sangat disesalkan juga oleh para Atlet yakni pengurus wilayah Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) selama dua periode tidak memberikan perhatian hanya diliat begitu saja Asrama atlet.

Plt Kadis Dispora, Yusmin, usai meninjau langsung seluruh ruangan Asrama mengakui bahwa gedung ini sudah tidak masuk kategori Asrama tapi bangunan kumuh dan tidak layak.

“Ini adalah kunjungan perdana saya di Asrama dayung ini, untuk memastikan agar seluruh fasilitas disini karena kita menghadapi agenda PON (pekan olahraga nasional) tapi setelah kita melihat kondisi disini bukan asrama tapi ini kategori tempat kumuh,” ucap Yusmin.

Kata dia, berdasarkan hasil rapat perdana dengan beberapa pejabat dilingkungan Dispora mengakui bahwa memang tidak ada alokasi anggaran dari APBD maupun anggaran jenis lainnya yang dialokasikan khusus untuk perbaikan pembangunan gedung Asrama ini setiap tahunnya.

Padahal kata Yusmin, Asrama ini merupakan tempat para Atlet andalan Sultra yang selalu menorehkan medali emas hampir disetiap ajang kompetisi dayung, baik lokal maupun nasional.

“Ini adalah salah satu Cabor (cabang olahraga) yang manjadi andalan Sultra dan selalu menjadi penyumbang emas,” ujarnya.

Yusmin mengaku, sangat prihatin dengan kondisi itu, tapi keprihatinan itu bukan berarti harus sedih. Namun, bagaimana agar bisa bangkit, bagaimana bisa mengambil langkah-langkah agar ini bisa ditata dan dibangun dengan layak, serta bisa diperbaiki.

“Dari mana uangnya inilah yang menjadi tugas kita. Tapi saya yakin dan percaya bahwa kita punya cara lain, dengan melibatkan para pengusaha di Sultra karena saya yakin banyak pengusaha di Sultra melalui CSR-nya ingin berkontribusi dengan olahraga kita di Sultra,” tuturnya.

Dia berjanji, dalam waktu dekat sudah ada dana untuk proses pembangunan ataupun rehabilitasi gedung Asrama. Dan itu akan dikoordinasikan dengan Inspektorat Sultra sehingga tidak terkesan pungutan liar.

“Mudah-mudahan dalam waktu tiga bulan kedepan kita sudah bisa dimulai proses pembangunannya, minimal paling lambat tiga bulan kedepan. Ini menjadi tantangan buat kita dan saya sebagai Kadis Dispora,” pungkasnya.

Laporan: Hasrul Tamrin

  • Bagikan