Diduga Lakukan Razia Bodong Dan Kasar, Satlantas Polres Wakatobi Didemo

  • Bagikan
FotoFoto Saat Dialog Berlangsung Diruang Humas Polres Wakatobi. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI- Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Wakatobi didemo oleh puluhan masa yang mengatasnamakan Koalusi Parlemen Jalanan karena diduga melakukan operasi bodong pada beberap bulan terakhir. Senin (6/3/2017).

Tindakan Satlantas Polres Wakatobi yang dinilai tidak sesuai aturan yaitu pada razia yang dilakukan di bay pas Wangi-wangi pada Senin (27/2/2017), razia yang dilakukan pada saat malam penutupan MTQ Selasa (19/2/2017) dan saat operasi Simpatik 2017 yang berlangsung mulai dari tanggal 1Maret sampai 21 Maret 2017.

Namun setelah beberapa menit melakukan orasih didepan kantor Polres Wakatobi, masa pun diterima langsung oleh Wakapolres Wakatobi, Kasat Lantas, Kasat Intel dan Kapolsek Wangi-wangi untuk berdialog diruang humas Polres Wakatobi.

Sebagai penanggung jawab aksi, Emen La Huda saat dialog tersebut mengataka beberapa razia yang dilakukan oleh pihak Satlantas Polres Wakatobi telah melanggar Peraturan Pemerintah (PP) nomor 80 tahun 2012 tentanh tata cara pemeriksaan kendaraan  bermotor di jalan dan penindakan pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan.

 Korlap aksi I, Sait, menilai razia yang dilakukan di bay pas beberapa minggu lalu tidak sesuai SOP karena disamping tidak memasang papan informasih operasi dan tidak menunjukan surat tugas, beberapa oknum anggota lantas pun berperilaku kasar kepada pengendara yang di tilang.

“Waktu itu kan saya juga ditilang karena tidak pakai helem. Tapi saat saya bertanya dipetugas ini operasih apa karena tidak ada papan informasihnya dan mana surat tugasnya? tapi malahan saya digertak mau dipukul.” Ungkap Said

Perlakuan kasar pun dirasakan seorang guru yang mengajar disalah satu SMA di Wangi-wangi, saat razia yang dilakukan di malam pembukaan MTQ. Saat itu guru tersebut baru pulang dari Masjid mau jemput keluarganya dilapangan  namun dia tidak pakai helem hanya memakai kopia sehingga dia ditilang namun saat guru tersebut menanyakan kelengkapan dalam razia dia malah digertak mau dipukul. “Kalau anggota tidak tau etika, supaya kita bawakan guru agar diajarkan beritika yang baik.” jelas salah satu orator aksi

Menanggapi tuntukan pendemo, Kasat Lantas Polres Wakatobi, AKP Asnawi menjelaskan razia tersebut mempunyai surat tugas namun surat tugasnya tidak mungkin akan diberikan kepada semua anggota dilapangan, namun mengenai papan informasih razia pihaknya tidak memasang karena razia tersebut hanya razia hantisistem yaitu berpinda-pinda.

Sementara itu Wakapolres Wakatobi, Kompol Muhadi Walam mengungkapkan seharusnya masyarakat saat membawa kendaraan harus membawa dan melengkapi semua surat-surat dan kelengkapan motor agar disamping pengendara tidak akan ditilang pengendarapun bisa selamat.

Sementara mengenai etika oknum anggota yang berperilaku kasar maka ia akan menegur dan memperingatinya.

 Setelah berdilog sekitar sejam masapun membubarkan diri dengan tertip walaupun masa belum  begitu puas dengan penjelasan dari pihak kepolisian.

  • Bagikan