Didukung Agfor, Warga Anupe Kembangkan Komoditas Unggulan

  • Bagikan
Ketua Kelompok Tani Sumbersari, Maskuri di pembibitan pohon karet serta Manggis milik warga. (Foto: Taufik Qurahman/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Sesuai dengan misinya, Agfor Sulawesi berkomitmen mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan pertanian dan kehutanan yang setara dan berkelanjutan.

Melalui proyek kolaborasi ini, masyarakat dilibatkan dalam berbagai bentuk pembinaan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi, melalui perbaikan mata pencaharian pada sektor usaha yang mendukung tata kelola, dan memperkuat pengelolaan lingkungan berkelanjutan.

Salah satu pembinaan Agfor Sulawesi yang cukup sukses yakni pengembangan komoditas unggulan bagi kelompok tani di Desa Anupe Kecamatan Wolasi Kabupaten Konawe Selatan.

Di desa ini, warga yang tergabung dalam enam kelompok tani dibina dalam pengembangan berbagai komoditas mulai dari jenis sayuran, buah-buahan serta tanaman komoditas jangka panjang.

Salah seorang warga, yang juga ketua Kelompok Tani, Maskuri menjelaskan pada SULTRAKINI.COM, bahwa sebelum dibina Agfor, masyarakat mengembangkan pertanian dengan seadanya.

“Pengembangan pertanian warga kalo dulu, dilakukan seadanya karena tidak ada pembinaan, saat ini sudah lebih baik,” katanya.

Diungkapkannya, dia bersama puluhan warga yang tergabung dalam enam kelompok tani telah dibina selama 1,5 tahun oleh Agfor. Melalui pembinaan ini, ia kini mampu melakukan pembibitan sendiri terhadap beberapa komoditas pertanian unggulan.

“Sekarang seluruh warga sudah bisa melakukan pembibitan tanaman sendiri di rumah, jadi untuk tanaman seperti Cengkeh, Lada serta berbagai sayuran sudah bisa dilakukan sendiri,” ujarnya.

Bahkan untuk tanaman lain yang lebih dahulu dikembangkan hasilnya sudah dapat dinikmati. Khususnya untuk komoditas jangka pendek seperti sayuran, dan buah jeruk.

“Kalo tanaman seperti cengkeh dan lada memang agak lama untuk dinikmati hasilnya sekitar 2 hingga 5 tahun,” ungkapnya.

Maskuri juga menjelaskan, dalam pengembangan tanaman ini. Ia bersama rekan warga lainnya juga belajar membuat pupuk kompos dari kotoran hewan serta tanaman.

“Untuk pupuk juga kami bikin sendiri, dulu awalnya hanya bikin sedikit sekitar 1 ton untuk dibagikan pada anggota kelompok,” ungkapnya.

Untuk memenuhi ketersediaan pupuk ini, atas bantuan Bank Indonesia masyarakat desa Anupe memperoleh perangkat pembuatan kompok dengan kapasitas lebih besar.

“Saat ini warga sudah membuat sekitar 4 ton setiap bulan untuk memenuhi kebutuhan pupuk,” tambahnya.

Melalui pembinaan Agfor ini, puluhan komoditas unggulan dikembangkan seperti lada, cengkeh, jeruk, karet, padi gogo, berbagai sayuran dan buah.

Editor: Gugus Suryaman

 

  • Bagikan