Dinyatakan DBD, Sampel Ojol yang Meninggal di Kendari Tetap Dikirim ke Lab Kemenkes

  • Bagikan
Tim Dokpol mengevakuasi jasad MN dari dalam rumah kosannya, Sabtu (21/3/2020). (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara tetap mengirim sampel MN, warga Kota Kendari yang ditemukan meninggal di kamar kosnya pada Sabtu (21/3/2020) kemarin. Pengiriman sampel ke laboratorium Kementerian Kesehatan di Jakarta guna mengetahui kepastian penyebab kematian pria 29 tahun tersebut.

Meski terkonfirmasi oleh pihak RSUD Kendari bahwa memiliki riwayat sakit demam berdarah dengue, sampel MN yang sehari-hari bekerja sebagai ojek online tetap dikirim ke laboratorium Kemenkes RI.

“Di Rumah Sakit Bhayangkara Kendari dilakukan pemeriksaan swab tenggorok almarhum ojek online itu untuk dikirim ke Jakarta via Dinkes Provinsi,” kata Juru Bicara Tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Sultra, La Ode Rabiul Awal, Minggu (22/3/2020).

“Sebab kematianya belum bisa dipastikan, hanya saat 19 Maret pernah datang ke UGD RS Kota, saat itu dengan keluhan batuk kering, merasa sesak tapi pernapasan hanya 24x/menit. Lab trombosit turun 140 ribu (normal 150-400 ribu),” sambungnya.

Diterangkannya, pemeriksaan sampel MN butuh waktu hinggal sepekan. “Diperiksa, tunggu hasil bisa lima sampai tujuh hari,” ucapnya.

Sebelum ditemukan meninggal, MN dikabarkan memiliki gejala dasar kasus virus Corona. Namun, oleh Direktur RSUD Kendari, dr Sukirman menyatakan MN menderita DBD.

MN dikabarkan mengalami demam tinggi, sakit kepala, batuk, flu, sesak napas, dan kejang-kejang. Selama ini dia yang berprofesi sebagai ojol itu tinggal di Lorong Jeruk, Jalan Kancil, Kelurahan Anduonohu, Poasia, Kota Kendari.

Laporan: Riswan
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan