Disnakertrans Konsel: Angka Pengangguran 2019 Turun

  • Bagikan
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Konsel, Saala. (Foto: Istimewa)
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Konsel, Saala. (Foto: Istimewa)

SULTRAKINI.COM: KONAWE SELATAN – Angka pengangguran di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara mengalami penurun pada 2019. Berdasarkan catatan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Konsel, jumlah pengangguran sebanyak 2,62 persen dari total jumlah penduduk 336 ribu penduduk.

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Konsel, Saala, mengatakan penurunan angka pengangguran berkat ketersediaan lapangan kerja di sejumlah sektor, misalnya sektor pertambnagan, perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan. Sektor terbanyak jumlah pekerjanya adalah pertanian, perkebunan, dan perikanan.

“Angka pengangguran di Konsel ini 2,62 persen dari jumlah total penduduk 336 ribu jiwa untuk setiap tahunnya Insya Allah mengalami penurunan,” ujar Saala, Selasa (5/11/2019).

Saala melanjutkan, upaya mengurangi angka pengangguran tersebut, terdapat beberapa langkah dan strategi dari bupati Konsel yang berkaitan dengan jargonnya, yaitu Desa Maju Konsel Hebat, yaitu menargetkan hingga 2020 dengan 50 desa sebagai pusat pertumbuhan atau sebagai desa mandiri dengan membuat kawasan produksi suatu produk yang menjadi unggulan di desa tersebut serta menciptakan tenaga kerja mandiri.

Salah satunya di Teluk Kolono dan Tinanggea yang notabene sebagian desa-desa di pesisir pantai dengan produk unggulannya hasil laut. Dua wilayah ini sedang mengembangkan produksi pengelolaan rumput laut.

Sedangkan wilayah lain, misalnya Kecamatan Laeya mengembangkan sektor peternakan. Serta kecamatan lainnya sektor pertanian dan perkebunan.

Pengembangan sektor unggulan di masing-masing kecamatan ditujukan untuk menciptakan lapangan kerja hingga mempengaruhi penurunan angka pengangguran.

Disnakerstans Konsel juga melakukan pelatihan dan pendampingan melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Baru-baru ini agenda dilakukan kursus menjahit, perbengkelan, las, dan otomotif. Para peserta pelatihan juga diberikan pendampingan hingga permodalan untuk mengembangkan usahanya.

“Kami telah melakukan pelatihan untuk menciptakan tenaga kerja mandiri tersebut lewat Balai Latihan Kerja dan memberikan bantuan peralatan. Bahkan kita bantu juga permodalannya lewat KUR atau pinjaman lunak lainnya,” tambahnya.

Laporan: Cr1
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan