Drama Penyelamatan Kapal, Anggota TNI/POLRI Nyaris Terkena Bom Molotov

  • Bagikan
Detik-detik warga menyerang aparat yang berada diatas kapal dengan bom molotov, Minggu (14/01/2018), (Foto : Wayan Sukanta/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI.COM: KENDARI -Peristiwa penghadangan sebuah kapal LCT Maranti 702 milik PT. Gerbang Multi Sejahtra (GMS) di perairan Campedak, oleh warga desa Tue tue, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), ternyata menyimpan sepenggal cerita memilukan.

Bagaimana tidak, puluhan petugas keamanan yang terdiri dari kepolisian dan TNI nyaris menjadi korban akibat lemparan bom molotov oleh warga sekitar. Insiden itu terjadi saat aparat mengamankan sekitar lokasi konflik, namun keadaan berubah mencekam setelah emosi warga tidak terkendali dan mulai anarkis sehingga kericuhan pun tidak terhindarkan.

Kapolres Konsel AKBP Andi Hamka Mappaita mengatakan awalnya proses mediasi oleh pihak kepolisian terhadap warga berlangsung kondusif. Namun keadaan tersebut berubah ketika, sejumlah pihak memancing terjadinya keributan. Akhirnya konsentrasi masa pecah dan berujung anarkis.

“Sebenarnya keberadaan kami disitu untuk mengamankan masyarakat dalam aksi penolakan kedatangan kapal yang mengangkut alat berat. Posisi kita disitu tidak memihak pada siapapun karena yang kami harapkan adalah tidak adanya keributan. Anggota kami yang berada disana nyaris menjadi korban karena warga melemparkan sejumlah bom molotov kearah kapal, tepat dimana aparat sedang berjaga. Padahal kepolisian dan TNI yang ada disitu sudah empat hari berjaga hanya sekedar untuk mencegah terjadinya konflik. Tapi keadaan berubah, massa sudah terpancing dan terjadi kericuhan,” tutur Hamka kepada Sultrakini.Com, Minggu (14/01/2018).

Meskipun warga telah anarkis dengan melempar sejumlah bom molotov, aparat masih tetap bertahan dan berusaha untuk mengendalikan emosi massa.

“Kapal tersebut hampir saja meledak, sudah ada yang terbakar akibat ledakan bom molotov. Sementara diatas kapal ada banyak anggota Polisi dan TNI. Jika saja kapal tersebut meledak, maka nyawa mereka bisa terancam akibat ledakan tersebut. Namun beruntung, kericuhan itu berhasil diredam setelah Kepolisian dan TNI berusaha mengendalikan massa,” ujarnya.

Terkait penembakan tersebut, lanjut Hamka, peluru yang digunakan merupakan peluru karet. Hal tersebut terpaksa dilakukan lantaran massa sudah bringas dan nyaris meledakan kapal serta mengancam nyawa aparat yang berjaga.

“Semua tindakan persuasif sudah kita lakukan, namun tidak mendapat respon yang baik dari warga. Sehingga tembakan peringatan pun terpaksa keluarkan. Jika tidak begitu, warga tidak.akan berhenti melemparkan bom molotov kearah aparat,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar pukul 06.00 wita ratusan warga desa Tue tue, kecamatan Laonti Kabupaten Konsel melakukan aksi penghadangan di perairan Campedak terhadap kapal LCT Maranti 702 milik PT. Gerbang Multi Sejahtra (GMS).


Laporan : Wayan Sukanta

  • Bagikan