Dua Bulan Berturut-turut, Outbond Australia Terbesar ke Indonesia

  • Bagikan
Surfer Australia (Foto: afr.com)

SULTRAKINI.COM: JAKARTA – Kabar ini bukan saja mengharukan, tetapi juga membuat jantung berdetak lebih keras! Outbond Tourist Australia, dalam dua bulan berturut-turut, April-Mei 2016, terbanyak terbang ke Indonesia.Data terkini, bulan Mei 2016 yang dilansir ABS-Australia Bureau of Statistics menyebutkan, tujuan utama dan peringkat pertama orang-orang Negeri Kanguru itu berwisata ke Indonesia yakni, 108,5 ribu wisatawan Australia, naik 16,4 persen dari capaian tahun 2015 yang tercatat 92,8 ribu. Juga naik 1,3 persen dari bulan sebelumnya, April 2016 yang 106,6 ribu.Angka itu kembali mengalahkan New Zealand, yang dari waktu ke waktu selalu menjadi menempati puncak tangga. Bulan Mei 2016, wisatawan Australia ke Selandia Baru itu tercatat 104,6 ribu. Bulan April 2019, juga kalah dengan capaian 99,4 ribu outbond Aussie ke Selandia Baru dibandingkan dengan Indonesia yang menembus 105,5 ribu wisman.”Dampak promosi Wonderful Indonesia ke Australia sudah semakin terasa!” ucap Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta. Mantan Dirut PT Telkom Indonesia itu menyebut New Zealand secara geografis maupun psikologis sebenarnya lebih dekat dengan Australia. Sama-sama berada dalam satun benua. Pariwisata itu mirip dengan bisnis telekomunikasi dan transportasi, unsur proximity atau kedekatan, sangat menentukan.”Saya semakin optimis, branding Wonderful Indonesia makin kuat di originasi Australia,” jelas Arief Yahya. Memang, promosi Wonderful Indonesia di negara tetangga di sisi tenggara ini cukup gencar. Baik digital maupun non digital, seperti outdoor dengan membungkus tram di Melbourne yang melintas di Central Kota. Tram itu salah satu alat transportasi dalam kota yang paling populer di bekas ibu kota Australia sebelum pindah ke Canberra 1972 itu.”Selain promosi, sukses ini juga berkat deregulasi dengan Bebas Visa Kunjungan (BVK) untuk Australia,” ungkap Arief Yahya. Promosi pariwisata dengan tema Bebas Visa Kunjungan, cukup efektif menggaet pasar Autralia. Indonesia sudah 169 negara bebas Visa masuk, awalnya hanya 15 negara, lalu menjadi 45 negara dan ditambah menjai 90 negara. Terakhir ditambah lagi maksimal 169 negara.”International Openess ini sudah masuk dalam salah satu pilar yan dilihat oleh World Tour and Travel Competitiveness Index sebagai salah satu nilai ukur,” lanjut Maketeer of The Year 2013 versi MarkPlus itu.Artinya, visa fasilitation itu menjadi poin penting, dan dinilai oleh WEF dan WTTC sebagai salah satu cara untuk mendatangkan wisman lebih banyak. “Saya selalu menggunakan angka, tanpa angka-angka saya tidak bisa mengukur. Jika tidak bisa mengukur sebenarnya saya tidak bisa mengatur? Karena itu angka adalah hal terpenting dalam management. Angka itu juga harus dikeluarkan oleh lembaga kredibel, berstandar dunia,” ungkap Arief Yahya. Capaian dua bulan terakhir ini cukup menaikkan confidence Menpar Arief Yahya untuk mengeksplorasi lebih dalam pasar Australia. Destinasi mereka selama ini paling besar ke Bali. “Ini momentum sekaligus untuk mempromosikan Bali and Beyond lebih gencar lagi, agar destinasi di sekitar Pulau Dewata juga ikut maju. Bali menjadi hub city, setelah menikmati Bali baru di distribusi ke luar Bali,” kata dia. Memang, tidak bisa dipungkiri, yang paling banyak mendapatkan benefit dari originasi turis Australia adalah Bali. Mereka sudah familiar ke Bali. “Karena itu destinasi lain, seperti Banyuwangi, Lombok, Wakatobi, Labuan Bajo, Bromo, termasuk Borobudur Jawa Tengah-DIY juga harus pintar-pintar berkolaborasi dengan industri di Bali, dan promosi menjemput bola di Bali,” kata dia. Karena itu Arief Yahya menyebut 10 Bali baru juga secara simultan mulai diperkenalkan ke publik Australia. Apalagi 7 dari 10 top destinasi itu memang dikemas untuk wisata bahari. Dan Australia ada turis yang lebih ke advanture dan bahari. Diantaranya, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Mandalika, Wakatobi, Kepulauan Seribu dan Morotai. “Kekuatan baharinya oke oke,” jelasnya. Wisata bahari oleh Menpar Arief Yahya dibagi tiga besar. Pertama coastal zone atau wisata bentang pantai. Kedua, underwater atau wisata bawah laut. Ketiga, sea zone, wisata antar pulau yang biasa dilakukan dengan yacht, atau perahu pesiar.”Turis Australia suka dengan tantangan di tepi pantai, dengan ombak dan surfing. Kita punya banyak spot baru, dari Banyuwangi, Mentawai dan Nias,” katanya.Asdep Asia Pasifik Vincensus Jemadu menambahkan data itu terbaru, dan resmi dikeluarkan pemerintah Australia. “Untuk membandingkan data Mei dibandingkan dengan April digunakan Seasonally Adjusted Estimates ini artinya ada kenaikan yang disebabkan atas suatu inisiatif atau suatu kejadian di luar efek seasonal,” kata Vincen yang didampingi deputi I Gde Pitana.(Kemenpar RI)

  • Bagikan