Dua Kecamantan di Konawe Darurat Mumbul

  • Bagikan
Kepala DPPPA Konawe, Cici Ita Ristianty. (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)
Kepala DPPPA Konawe, Cici Ita Ristianty. (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Konawe, Cici Ita Ristianty menerima aduan banyaknya kasus mumbul di Kecamatan Tongauna dan Soropia. Aduan diterimanya saat menjadi pembicara di acara pelatihan paralegal untuk pendampingan kasus kekerasan perempuan dan anak, Rabu (12/12/2018).

Aduan tersebut awalnya diungkapkan Munir, guru SMPN 1 Tongauna. Ia menyampaikan keresahannya tentang anak sekolahan yang kerap kedapatan mumbul dengan lem atau biasa disebut ngelem.

Pernyataan itu juga dibenarkan oleh Camat Tongauna, Djabal Nur Moita. Ia mengaku kerap mendapat laporan tentang kasus ngelem anak-anak di kecamatannya. Bahkan menyebut dua nama desa tempat banyaknya korban mumbul lem.

Selain informasi dari Tongauna, Sekretaris PKK Kecamatan Soropia, Harianti mengungkapkan hal serupa. Katanya, kasus mumbul di Soropia bahkan tidak memakai lem lagi. Tapi mumbul jenis lain yang biasa disebut papor.

“Korbannya ada yang sampai pingsan. Ada juga sampai dibawa ke rumah sakit Santa Ana di Kendari,” ucap Harianti.

Ia menjelaskan, papor merupakan seperangkat alat yang terbuat dari piting lampu dan memiliki penyedot. Perangkat lainnya adalah korek gas yang dipakai untuk membakar bagian dari alat itu.

“Satu paket papor itu dijual Rp 50 ribu,” jelasnya.

Mendapati laporan tersebut, Cici mengatakan pihaknya memang telah menetapkan Tongauna sebagai daerah siaga satu terkait kasus anak. Hal itu dilakukan seiring banyaknya temuan dan laporan kasus yang menyebabkan anak bawah umur jadi korban.

“Kalau Tongauna, tahun ini kita tetapkan siaga satu. Nanti kami turunkan BNN untuk melakukan penyuluhan di sana. Dulu itu Wawotobi yang tinggi kasusnya,” jelasnya.

Sementara terkait Soropia, ia mengaku akan melakukan penyuluhan. Cici bahkan meminta agar barang bukti papor bisa didapatkan guna diteliti pihak BNN.

Laporan: Mas Jaya
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan