Dua Nama Menguat Calon Ketua NU Sultra

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: Organisasi keagamaan Nadhalatul Ulama Provinsi Sulawesi Tenggara akan mengadakan konferensi wilayah selama dua hari, Sabtu danMinggu (18-19 Maret 2017) bertempat di salah satu hotel di Kendari. Konferwil diikuti lima belas pengurus cabang NU se-Sultra.

Ketua Stering Comitte (SC) Konferwil NU Sultra ke-IV Milwan Lukman, menjelaskan konferwil akan memilih pengurus NU periode 2016-2021 yang terdiri dari rais syuriah dan tanfidziah. Mekanisme pemilihan kedua pucuk pimpinan di NU tersebut akan menggunakan system AHWA (ahlu Halli wal ‘aqdi).

“AHWA adalah proses pemilihan dimulai dengan memilih anggota AHWA sebanyak 7 orang berasal dari kalangan kiai untuk selanjutnya dipilih siapa yang bersedia menjadi rais syuriah (pemimpin para kiai, red). Setelah itu barulah dilanjutkan dengan pemilihan ketua tanfidziah (ketua umum) dimana nama-nama calon ketua ditetapkan dan ditentukan Rais terpilih dan mendapat persetujuan anggota AHWA lainnya,” jelasnya. 

Sementara itu dua nama yang mengemuka sebagai calon Ketua Tanfidziah Pengurus Wilayah (PW) Nadhalatul Ulama Propinsi Sultra periode 2016-2021 adalah Prof Dr Nasruddin Suyuti (Ketua PW NU Sultra saat ini yang juga Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Sulawesi Tenggara) dan Drs KH Muslim, M.Si (Kepala Divisi Pemasyarakatan pada Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkumham) Sultra.

Tokoh NU Sultra, Drs KH Ryha Madi menjelaskan ke depan NU membutuhkan pengalaman dan ketokohan seseorang untuk memimpin NU Sultra. “Jadi di NU itu bukan sekadar mengejar jabatan, tapi lebih utama bagaimana agar NU sebagai organisasi jamiyah mampu memberikan yang terbaik bagi masyarakat Sultra, khususnya warga nadhiyin,” tegas mantan anggota DPRD Sultra berapa periode tersebut.

Ryha Madi berharap agar seluruh cabang NU di Sulawesi Tenggara berpikir lebih arif dan bijaksana dalam memilih dan menentukan sosok pemimpin di NU Sultra. Pasalnya, trekrecord seorang calon ketua itu harus diteliti dan  diperhatikan betul, sehingga marwah organisasi benar-benar diketahui. Apalagi sebagai organisasi kader, NU bukanlah organisasi biasa seperti halnya organisasi sosial kemasyarakatan lainnya. 

“Mungkin dimata orang, siapapun bisa memimpin NU Sultra. Tapi harus diingat, ini organisasinya para ulama. Yang akan dipimpin itu adalah para ulama. Artinya, sosok pemimpin di NU itu baik Rais Syuriah maupun Tanfidziah harus memiliki kapasitas keilmuan, khususnya ilmu agama yang mumpuni dan tidak diragukan lagi,” tegas Ryha Mady.

Frirac

  • Bagikan