Dua Warga Muna Meninggal, Diduga Keracunan Ikan Buntal

  • Bagikan
Kedua jenazah diduga keracunan ikan buntal di rumah duka Desa Mekar Sama, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna. (Foto: Dok. Polsek Tampo)
Kedua jenazah diduga keracunan ikan buntal di rumah duka Desa Mekar Sama, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna. (Foto: Dok. Polsek Tampo)

SULTRAKINI.COM: MUNA – Dua orang warga Tampo, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna meninggal diduga akibat keracunan ikan buntal, Senin (4/3/2019) sekitar pukul 17.00 Wita. Laporan pihak kepolisian diketahui, sebelum akhirnya meninggal, keduanya menyantap ikan buntal bersama lauk lainnya.

Arlang bin Angin (44) dan Wa Naande meninggal diduga usai menyantap ikan buntal. Kapolsek Tampo, Ipda Mappaseleng, menjelaskan, ikan tersebut dikonsumsi bersama nasi dan lauk lainnya. Setelah makan, keduanya mengalami keram di bagian lidah dan rahang. Sempat keduanya meminum air kelapa untuk menghilangkan racun di dalam tubuh. Namun tidak memberikan efek besar. Keduanya pun tidak sadarkan diri dan dinyatakan meninggal.

“Wa Naande sempat dilarikan ke puskesmas setempat untuk diberikan pertolongan atau perawatan medis sekitar pukul 21.15 Wita. Namun setibanya di puskesmas, nyawa korban sudah tidak bisa tertolong lagi hingga akhirnya meninggal dunia. Korban bernama Arlang meninggal sebelum dibawa ke puskesmas,” jelas IPDA Mappaseleng, Selasa (5/3/2019).

Pihak kepolisian belum bisa menyelidiki kematian keduanya karena pihak keluarga masih berduka.

“Kedua korban tengah dipersiapkan untuk disemayamkan,” tambahnya kepada Sultrakini.com.

Ikan buntal merupakan salah satu jenis ikan beracun jika tidak diolah dengan baik. Racun dalam ikan ini, berupa tetrodotoxin. Racun tersebut seribu kali lebih ganas dari sianida. Racun ini biasanya terkonsentrasi pada kulit, hati, maupun indung telur dari ikan buntal. Efek dari keracunan ikan buntal, misalnya mati rasa dan kesemutan pada lidah dan bibir setelah mengkonsumsinya. Lebih buruknya, menyebabkan kematian (dilansir dari Halosehat).

Laporan: Akhir Sanjaya
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan