Eksotisnya Danau di Butur, Empat Objek Wisata Dalam Satu Kecamatan

  • Bagikan
Di dalam Danau Pasarambo Laea di Kabupaten Butur. (Foto: Dok. RRD Kota Baubau)

SULTRAKINI.COM: BUTON UTARA – Potensi alam dan destinasi wisata di Kabupaten Buton Utara, Sulawesi Tenggara sungguh eksotis. Melalui Komunitas Penyelam Rock n Roll Divers (RRD) Kota Baubau, sejumlah danau dan goa berair di Butur dieskplor keindahan alamnya selama lima hari ekspedisi.

Perjalanan eksplor wisata bahari RRD Kota Baubau dimulai dari Ee Nunu, Danau Pasarambo Laea, Danau Moloku, Danau Matantahi, dan berakhir di gua, tepatnya 5-10 Februari 2020. Semua wisata tersebut bisa dijumpai di Kecamatan Kulisusu.

(Baca: Eksplor Pesona Wisata Butur Lewat Komunitas Penyelam)

Tim Penyelam RRD Kota Baubau, Sudiar menuturkan timnya sudah tiga tahun terakhir melaksanakan Program Explor dari Kabupaten Buton Tengah, Muna dan Kabupaten Butur.

Di Kabupaten Butur, tim penyelam banyak menemukan beberapa danau hingga gua berair. Sejumlah objek wisata yang ditemui menyimpan keelokan, asri, dan unik tentunya. Berikut hasil eksplorasi pesona wisata Butur dalam lima hari.

Ee Nunu

Di dalam Danau Ee Nunu di Kabupaten Butur. ( Foto: Dok.RRD Kota Baubau)

Danau Ee Nunu memiliki kedalaman 12 meter. Airnya asin karena terhubung dengan lautan, hanya saja celahnya terlalu kecil untuk di lalui penyelam. Ornamen dalam gua/celah terdapat stalaktit, stalatmit dan kolom yang besar di dalam gua. Penyelam juga menjumpai ikan jenis mujair dan ikan sniper ikan laut.

Jalur yang dilalui penyelam sepanjang 70 meter pada bagian kanan danau dan bagian kiri danau sepanjang 50 meter. Para penyelam menggunakan tali ataupun peralatan lainnya untuk menjangkaunya. Keseruannya sungguh terasa, terlebih aksesnya cukup dekat dengan jalanan beraspal.

Danau Pasarambo Laea

Danau Pasarambo Laea di Kabupaten Butur. (Foto: Dok. RRD Kota Baubau)

Danau ini tidak jauh dari Danau Ee Nunu, bahkan masih dalam kawasan yang sama.

Luas danau Pasarambo sekitar setengah hektare. Pada permukaan danau tampak jernih sehingga sangat jelas melihat ikan mujair yang hidup di dalamnya. Sisi kanan danau terdapat celah besar dengan kedalaman maksimum 35 meter. Para penyelam pun tidak ketinggalan menelusuri jalur tersebut.

Setiba di kedalaman 25 meter, penyelam menemukan ikan brotulla sp. Dimana ikan ini merupakan ikan penghuni gua. Secara biologi ikan ini tidak memiliki mata diakibatkan kurangnya cahaya dalam gua. Ikan ini berbeda dengan ikan gua pada umumnya yang memiliki perpaduan warna cokelat keputihan.

Pada bagian kanan danau terdapat jalur dengan kedalaman mencapai 20 meter dan selanjutnya berupa celah kecil yang tidak dapat dilalui penyelam. Butuh waktu banyak hingga bisa mengeksplor semua jalur yang ada danau. Namun, hal tersebut terbanyarkan dengan suasana gua yang luar biasa indahnya.

Danau Moloku dan Danau Matantahi

Danau Moloku di Kabupaten Butur. (Foto: Dok.RRD Kota Baubau)
Dari Dalam Danau Moluku di Kabupaten Butur. (Foto: Dok.RRD Kota Baubau)
Danau Matantahi di Kabupaten Butur. (Foto: Dok.RRD Kota Baubau)

Danau ini baru dieksplor penyelam sebanyak empat jalur danau.

Sementara Danau Matantahi cukup dalam hingga mencapai 40 meter. Bahkan, jalur masih dalam jauhnya. Mulut jalur berada di kedalaman 12 meter dan turun seperti terowongan hingga kedalaman 20 meter terdapat tiga persimpangan dan masing-masing persimpangan menuju ke kedalaman yang berbeda-beda.

Penyelaman dilakukan dengna mensusuri gua mulai dari permukaan yang kering hingga musuk ke dalam jalur gua dan menemukan air.

Tim Penyelam RRD kota Baubau, Sudiar, menerangkan eksplor wisata Butur guna memberikan gambaran akan potensi daya tarik wisata cave diving atau menyelam di itngkat lokal, nasional, bahkan internasional kepada pemerintah daerah hingga pusat.

“Kami berkeinginan Indonesia menjadi negara kelima untuk wisata ini,” ucapnya.

Eksplor wisata Butur tersebut dilakukan enam orang tim lokal dari Baubau hingga tim dari Butur serta tim Explorer Eropa terdapat lima orang dari negara Rusia, Newzeland, dan Denmark.

Laporan: Ardian Saban
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan