Ekspor Sultra Naik 21,64 Persen

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Provinsi Sulawesi Tenggara dengan segala potensi Sumber Daya Alam (SDA) mempunyai peluang dalam perdagangan luar negeri yang tercermin dalam statistik ekspor. Data statistik ekspor Badan Pusat Statistik (BPS) Sultra diperoleh dari Dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) dari Bea dan Cukai.

Komoditas yang selama ini menjadi andalan Sultra adalah besi dan baja serta bermacam hasil laut. Sedangkan negara tujuan ekspor tersebar pada benua Asia, Australia, hingga Eropa.

Kepala BPS Sultra, Muhammad Edy Mahmud, menyampaikan nilai ekspor Sultra pada Oktober 2019 mengalami kenaikkan sebesar 21,64 persen dibanding September 2019, yaitu dari US$231,71 juta menjadi US$281,84 juta. Sedangkan volume ekspor tercatat naik 66,97 persen dibanding September 2019, yaitu dari 2.210,04 ribu ton menjadi 3.690,10 ribu ton.

Ekspor Sultra dibedakan berdasarkan ekspor langsung dan ekspor tidak langsung. Jika dicermati perkembangannya, nilai ekspor langsung Sultra pada Oktober 2019 mengalami kenaikkan 23,86 persen dibanding September 2019, yaitu dari US$218,04 juta menjadi US$270,07 juta. Sedangkan, volumenya naik 67,13 persen dari 2.205,30 ribu ton pada September 2019 menjadi 3.685,61 ribu ton pada Oktober 2019.

“Secara kumulatif total ekspor Sultra Januari sampai Oktober 2019 tercatat US$1.547,99 juta atau naik 78,23 persen dibanding periode yang sama tahun 2018. Demikian juga volume ekspor kumulatif Januari sampai Oktober 2019 mengalami kenaikkan 69,90 persen dibanding Januari sampai Oktober 2018, yaitu dari 7.612,10 ribu ton menjadi 12.933,24 ribu ton,” jelas Edy, Selasa (3/12/2019).

Ekspor Sultra Oktober 2019 didominasi oleh kelompok komoditas besi dan baja dengan nilai US$150,51 juta; selanjutnya kelompok komoditas bijih, kerak, dan abu logam di urutan kedua dengan nilai US$129,64 juta; dan kelompok komoditas ikan dan udang di urutan ketiga dengan nilai US$1,17juta.

“Kenaikkan terbesar ekspor Sultra Oktober 2019 dibanding September 2019 terjadi pada kelompok komoditi bijih, kerak, dan abu logam senilai US$65,79 juta atau 103,02 persen,” ujar Edy.

Selama Januari sampai Oktober 2019, ekspor dari golongan barang utama memberikan kontribusi 99,70 persen terhadap total ekspor. Dari sisi pertumbuhan, ekspor barang utama tersebut naik 78,23 persen terhadap periode yang sama pada 2018.

Edy mengatakan, negara tujuan ekspor Sultra pada Oktober 2019, yaitu Tiongkok, India, Taiwan, Korea Selatan, dan Amerika Serikat masing-masing dengan nilai US$270,34 juta, US$5,54 juta, US$2,52 juta, US$2,30 juta, dan US$0,63 juta. Peranan kelima negara tersebut mencapai 99,82 persen dari total ekspor Sultra pada periode Oktober 2019.

“Selama periode Januari sampai Oktober 2019, Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor utama terbesar dengan nilai US$1.333,82,48 juta atau 86,16 persen, diikuti India dengan nilai US$137,19 juta atau 8,86 persen, dan Taiwan dengan nilai US$29,37 juta atau 1,90 persen,” jelasnya.

Ekspor Sultra menurut Sektor Ekonomi pada Oktober 2019 didominasi oleh sektor industri pengolahan sebesar US$152,02 juta atau 53,94 persen, sektor pertambangan US$129,75 juta atau 46,04 persen, dan sisanya sektor pertanian US$0,07 juta atau 0,03 persen.

“Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor Oktober 2019, ekspor produk industri pengolahan berkontribusi sebesar 53,94 persen, ekspor produk pertambangan 46,04 persen dan sisanya 0,03 persen adalah kontribusi dari ekspor produk pertanian,” tambahnya.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan