Empat Tahun Memimpin Wakatobi, Ini Capaian Arhawi di Bidang Kesehatan

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Diera kepemimpinan Bupati Wakatobi, H. Arhawi, SE, MM dan Ilmiati Daud, SE.,M.Si, salah satu yang menjadi perhatian serius Pemerintah Daerah Wakatobi adalah sektor kesehatan. Bahkan, memasuki tahun keempat kepemimpinan mereka, pelayanan kesehatan terus mengalami pembenahan.

Sejak dilantik pada 28 Juni 2016, Arhawi-Ilmiati terus bekerja dan melakukan pembenahan, baik dalam pelayanan kesehatan maupun pengembangan infrastruktur penunjang kesehatan.

Salah satu program yang menjadi andalan dalam kepemimpinan mereka adalah Kesehatan Bersinar. Untuk merealisasikan janji kampanye keduanya dalam Pilkada 2015, Pemda Wakatobi menggelontorkan dana melalui APBD Wakatobi senilai Rp 22.213.672.000,- untuk memberikan pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakatnya pada 2020.

Sekda Wakatobi, La Jumadin.

Sekda Wakatobi, Drs. H. La Jumadin, mengatakan sejak dilantik sebagai Bupati Wakatobi, Arhawi terus berjuang agar masyarakat Wakatobi tetap mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik dan gratis.

Di era kepemimpinan Bupati Arhawi, Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan yang ditanggung oleh Pemda Wakatobi sebanyak 48.043 jiwa, dengan memberikan Kartu Indonesia Sehat (KIS) Kesehatan Bersinar. Kemudian, ada 47.814 jiwa PBI jaminan kesehatan dari Pemerintah pusat dan 2.068 jiwa PBI jaminan kesehatan dari Pemprov Sultra.

Sementara itu, ada 15.537 jiwa warga Wakatobi Pekerja Penerima Upah (PPU), seperti pejabat negara, PNS, TNI/Polri, pegawai swasta, dan pegawai pemerintah non-PNS, serta 2.531 warga Wakatobi Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) dan Bukan Pekerja (BP) mendapatkan jaminan kesehatan melalui JKN.

“Jadi dari jumlah penduduk Kabupaten Wakatobi sebanyak 114.726 jiwa, 112.619 jiwa dengan presentasi 98,16 persen penduduk Wakatobi mendapatkan jaminan kesehatan, sementara tersisanya 2.107 jiwa dengan presentasi 1,849 persen belum mendapatkan pelayanan kesehatan gratis, ini merupakan masyarakat kategori mampu,” jelas La Jumadin.

Peningkatan kualitas sarana prasarana kesehatan

Di era kepemimpinan Arhawi, dari tahun ke tahun Pemda Wakatobi tetap fokus dalam peningkatan pembangunan dan renovasi sejumlah fasilitas kesehatan yang ada di puskesmas maupun RSUD Wakatobi guna memberikan kualitas pelayanan kesehatan lebih baik kepada masyarakat Kabupaten Wakatobi.

RSUD Wakatobi sendiri juga secara bertahap dilakukan peningkatan terhadap sarana, prasarana, dan alat kesehatan. Pada 2017, RSUD Wakatobi melalui dana alokasi khusus (DAK) kesehatan dibangunkan gedung sentral sterilisasi RS (CSSD) dan pemenuhan alat kesehatan ruangan operasi. Pada 2018, RSUD Wakatobi melalui DAK kesehatan dilengkapi gedung pemulasaran jenazah dan pemenuhan alat kesehatan rawat inap.

Kemudian pada 2019, RSUD Wakatobi melalui DAK kesehatan kembali dibangunkan gedung terintegrasi, yaitu IGD, ICU, dan Kamar Operasi sesuai standar, Gedung Rawat jalan sesuai standar, dan rehabilitasi gedung radiologi sesuai standar, serta pemenuhan terhadap alat kesehatan laboratorium.

“Tahun 2020, RSUD Wakatobi melalui DAK akan membangun gedung rawat inap sesuai standar, gedung chamber beserta alat kesehatan chambers untuk menunjang pariwisata, rehabilitasi gedung UTD sesuai standar, serta pemenuhan terhadap alat kesehatan UTD/BDRS dan pengadaan mesin rontgen/X-Ray Digital,” terang La Jumadin.

Sementara dalam peningkatan sarana prasarana kesehatan di Dinas Kesehatan Wakatobi juga terus ikut menunjang pelayanan kepada masyarakat.

Misalnya, agar masyarakat di Pulau Kaledupa, Tomia, dan Pulau Binongko dapat merasakan pelayanan kesehatan dari dokter spesialis, Pemda Wakatobi melakukan pelayanan kesehatan mobile di setiap pulau.

Dokter yang dilibatkan untuk memberikan pelayanan kesehatan pun datang dari dokter spesialis anak, spesialis penyakit dalam, dan dokter spesialis kandungan.

Penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan

Untuk menjamin masyarakat tetap mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik, Arhawi pun melakukan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar pada 25 Mei 2017, sehingga RSUD Wakatobi mendapatkan enam, yaitu spesialis kandungan, sepesialis bedah, spesialis anak, spesialis penyakit dalam, anestesi, dan patologi klinik.

Tak berhenti di situ, pada 31 Januari 2018, Pemda Wakatobi kembali melakukan kerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI untuk mendatangkan empat dokter spesialis melalui Program Wajib Kerja Dokter Spesialis (WKDS), yaitu,spesialis bedah, spesialis anak, spesialis kandungan, dan spesialis penyakit dalam.

“Sampai tahun 2019, enam dokter spesialis inipun masih bertugas di RSUD Wakatobi, namun di 2020 tersisa dua dokter spesialis, yaitu spesialis penyakit dalam dan dokter spesialis radiologi karena masih terkendala oleh wabah Covid-19,” ucap Direktur RSUD Wakatobi, dr. H. Munardin Malibu.

SDM di RSUD Kabupaten Wakatobi berjumlah 378 orang, yakni 139 orang pegawai negeri sipil dan 240 orang tenaga non-PNS, serta sembilan orang dokter umum, satu orang dokter gigi, dan enam orang dokter internship.

RSUD Wakatobi.
Puskesmas Wangi-wangi Selatan.

Kepala Dinas Kesehatan Wakatobi, Muliaddin, SKM., M.Kes, menerangkan sebagai fasilitas kesehatan pertama dalam pelayanan kesehatan, puskesmas juga menjadi fokus Pemda Wakatobi dalam peningkatan pelayanan. Dimana saat ini terdapat 21 orang dokter umum dan empat dokter gigi tersebar di semua puskesmas yang ada di Wakatobi.

Selain itu pada 2019, terdapat sebelas dokter program Nusantara Sehat (NS) dan pengangkatan dengan Kontrak Daerah tersebar di sejumlah puskesmas, yakni lima orang program NS dan enam orang Kontrak Daerah (tujuh dokter umum dan empat orang dokter gigi). Sedangkan pada tahun ini, tersisa empat orang dengan pengangkatan melalui Kontrak Daerah.

Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan infrastruktur kesehatan di puskesmas hingga RSUD terbukti dengan akreditasi RSUD Wakatobi pada 2019, lulus Dasar (Bintang 2) dari Komite Akreditasi Rumas Sakit, sehingga RSUD Wakatobi memenuhi salah satu syarat mutlak untuk berproses menuju peningkatan tipe. Dan dari 20 puskesmas, 12 unit di antaranya terakreditasi di masa kepemimpinan Bupati Arhawi.

Akreditasi RSUD Wakatobi.

Akeditasi RSUD Wakatobi ini adalah akreditasi pertama sejak berdirinya rumah sakit tersebut sejak 2006.

Sertifikat eliminasi malaria.

Selain itu, di era kepemimpinan Bupati Arhawi, sejumlah penghargaan di bidang kesehatan diterima oleh Pemda Wakatobi, misalnya penghargaaan sertifikat eliminasi malaria dari Kementerian Kesehatan karena dinilai konsen dalam penuntasan malaria di Wakatobi, dengan memberikan dukungan dana dalam penuntasan malaria. (B)

Editor: Sarini Ido

  • Bagikan