Fakta Pascaevakuasi Lion Air JT-610 Dihentikan

  • Bagikan
Fakta Pascaevakuasi Lion Air JT-610 Dihentikan(Foto:iNews.id)
Fakta Pascaevakuasi Lion Air JT-610 Dihentikan(Foto:iNews.id)

SULTRAKINI.COM: Kepala Bagian Penerangan Satuan (Kabag Pensat) Biro Penerangan Masyarakat (Ropenmas) Divisi Hubungan masyarakat (Divhumas) Polri Kombes Pol Yusri Yunus menegaskan identifikasi korban pesawat Lion Air JT-610 tetap diteruskan, meski proses evakuasi oleh Basarnas berakhir pada 10 November 2018.

“Kami identifikasi seluruhnya 626 (bagian jenazah). Kami terus identifikasi seluruhnya, dan akan serahkan sesuai manifest yang ada,” tegas Yusri di Jakarta, Jumat (9/11/2018).

Kombes Yusri mengatakan, tim Disaster Victim Identification (DVI) terus mengidentifikasi seluruh korban pesawat naas itu sesuai dengan data manifest, yaitu 189 orang.

Sejauh ini, 77 jenazah telah teridentifikasi dari total 189 korban. Masih ada 112 korban lainnya sedang proses identifikasi.

Sementara serpihan pesawat yang turut dievakuasi Basarnas, diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (2/11/2018). Serpihan pesawat itu merupakan temuan Basarnas sejak Senin (29/10/2018), tepatnya Lion Air JT-610 dipastikan jatuh.

Sementara, barang-barang pribadi milik penumpang, seperti pakaian dan sepatu tidak diserahkan kepada KNKT.

Meski evakuasi resmi ditutup, Basarnas tetap melakukan pemantauan di lokasi jatuhnya pesawat tersebut.

Untuk diketahui, tim gabungan sebelumnya berhasil menemukan Flight Data Recorder (FDR), salah satu komponen black box atau kotak hitam pesawat Lion Air JT-610, Kamis (1/11/2018).
Black box ditemukan 30 meter di bawah permukaan laut setelah tim pencari menemukan sinyal “ping” dari perangkat tersebut.

Saat ini, FDR black box telah dibawa ke laboratorium KNKT untuk proses investigasi selanjutnya.

Sedangkan bagian black box lainnya, yakni penyimpan rekaman pembicaraan pilot, cokpit, Cockpit Voice Recorder (CVR) masih terus dicari. Kendati demikian, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyatakan masih akan berusaha mencari bagian black box itu.

“Tim kami akan tetap mencari black box semampu kami. Kami belum tahu sampai kapan pencarian ini kami lakukan, tentunya juga kami harus juga nantinya berpikir masalah biaya. Karena biaya pencarian black box ini cukup masif,” ungkap Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono saat konferensi pers.

Untuk memudahkan pencarian, Soerjanto menyebut pihaknya akan menggunakan teknologi tambahan dari Eropa, bahkan ikut dikerahkan pula kapal tambahan dari Surabaya.

“Dengan FDR saja sekitar 70 sampai 80 persen hal ini (penyebab) bisa kita ketahui. Namun untuk sempurnanya penyebab dari kecelakaan ini belum,” ujarnya.

Laporan terakhir, penyelam sulit menemukan komponen black box tersebut, bahkan sinyal yang dipancarkan Emergency Locater Transmitter (ELT) dari CVR sempat tidak terdengar lagi di Perairan Karawang, Jawa Barat.

Rumah Sakit Polri Kramatjati, Jakarta Timur, kembali berhasil mengidentifikasi dua korban jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 registrasi PK-LQP.

Kepala DVI, Kombes Pol Lisda Cancer mengatakan, identitas dua korban ini diketahui dari hasil sidang rekonsiliasi pada Sabtu (10/11/2018).

“Hasil sidang rekonsilasi pada hari Sabtu, 10 November, pukul 11.00 di RS Bhayangkara Tk 1 RS Soekanto, ada dua penumpang yang dinyatakan teridentifikasi,” ujar Lisda melalui keterangan tertulis.

Dengan bertambahnya dua korban yang teridentifikasi, total ada 79 penumpang yang telah diketahui identitasnya.’

“Hingga saat ini, penumpang yang telah teridentifikasi sebanyak 79 penumpang dengan rincian 59 laki-laki dan 20 perempuan,” kata Lisda, Sabtu (10/11/2018).

Berikut daftar nama 79 korban kecelakaan Lion Air yang telah diidentifikasi hingga Sabtu (10/11/2018)

Rabu, 31/10/2018: Jannatun Shintya Dewi

Jumat, 2/11/2018: Chandra Kirana; Monni; Hizkia Jorry Saroinsong

Sabtu, 3/11/2018: Fauzan Azima; Wahyu Susilo; Endang Sri Bagus Nita

Minggu, 4/11/2018: Dodi Junaidi; Muhammad Nasir ; Janry Efriyanto Sianturi ; Karmin ;
Harwinoko ;Verian Utama ; Rohmanir Pandi Sagala

Senin (5/11/2018): Rudolf Petrous Sayers;Eka Suganda;Fifi Hajanto ;Hendra ; Dede Anggraini;
Vera Junita;Restia Amelia; Eryanto; Reni Ariyanti ;Muhammad Ravi Andrian;Niar Ruri; Sunarniat Soegiyono ;Sudibyo Onggowardoyo; Mito

Selasa (6/11/2018):Daniel Suharjani Jaya; Cosa Riyandi Sohab ;Martono ;Rebagus Nurwito ; Desi Putra; Iman Riyanto;Tesa Kautsar ;Wahyu Aldila ; Mawar Serjati ; Herjuno Dartito;
Mack Stanly ;Ubaidilah Salabi ; Ibnu Hajar Riyandi Hantoro; Mattew Darryl Pongkal; Ariawan Komardi ;Paul Ferdinand Ayorbaba ; Nurul Dyah Ayu Shitaresmi ; Dony; Kasan; Raffeza Wijaya ; Radika Wijaya ; Sekar Maulana ; Rio Ananda Pratama ; Eling Sutikno ; Sahabuddin

Kamis (8/11/2018:Tri Haszka Hafidzi ; Inayah Fatma Kurnia Dewi ;Hesti Nuraini;Junior; Pribadi ; Mery Yulyanda;Yunita;Daryanto; Arif Yustian ; Denny Maulana ;Shinta Melina;Tan Toni; Indra Bayu Aji; Linda;Filzaladi ; Ary Budiastuti ;Wendy ; Hasnawati; Dolar ;Abdul Efendi; Hedy

Jumat (9/11/2018):Muas Efendi; Murdiman ;Ambo Malibone ; Darwin Haryanto; Fendi Christanto ; Kyara Aurine Daniendra

Sabtu (10/11/20180): Rivandi Pranata ; Joyo Nuroso

Dengan demikian, masih ada 110 korban yang belum teridentifikasi.

Dari berbagai sumber

Laporan:Wa Ode Rahmah Maulidya Wuna

  • Bagikan