Forhati Sultra Gelar Diskusi Pendidikan Karakter

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM Majelis Wilayah FORHATI Provinsi Sulawesi Tenggara menggelar diskusi virtual dengan tema “Pendidikan Karakter sebagai Pilar Kebangkitan Bangsa (Sebuah Telaah di Masa Pandemi Covid-19)” pada Sabtu (20 Juni 2020).

Diskusi online seri kelima ini menghadirkan narasumber H. Sulkarnain Kadir, SE., ME (Walikota Kendari), Prof. Nurhayati Djamas, MA (Pakar Pendidikan Karakter/Akademisi Univeritas Al Azhar Indonesia) serta Dr. Supriyanto, MA (Ketua Yayasan Pesantren Ummusshabri Kendari).

Sulkarnain mengurai berbagai fenomena dan fakta yang sering kali menjadi hambatan pembentukan karakter atau melaksanakan pendidikan secara optimal, meskipun disisi lain hal tersebut justru menjadi peluang di tengah pandemi.

Kebijakan pemerintah untuk beraktivitas dari rumah saja termasuk melaksanakan proses belajar mengajar di rumah adalah fakta pertama yang dipaparkan. Peluangnya adalah ineraksi yang lebih intens antara orang tua dan anak-anak. Orang tua dapat mengikuti tumbuh kembang anak, baik fisik maupun psikologinya.

Lanjutnya bahwa kita terpaksa atau diharuskan untuk melakukan pola-pola hidup baru. Misalnya pada aspek kebersihan.kita dituntut untuk lebih rajin mencuci tangan. Peluangnya bahwa dengan pola hidup baru kita dapat mengajarkan anak-anak kita bahwa kemampuan beradaptasi itu penting. Kita harus siap dengan berbagai perubahana.

Perubahan tatanan sosial, yang mengarah pada New Normal. Karakter yang harus kita hadirkan dala kesadaran bahwa perubahan tatanan social baru ini adalah meingkatkan kepedulian. Kondisi pandemic menguji kepedulian kita apakah kita memiliki rasa empati, peduli dan solidaritas. Hal tersebut dapat kita ajarkan dan ajak anak-anak untuk membentuk karakter positif tesebut. Termasuk karakter kedisiplinan dan kepatuhan.

Pada kesempatan ini, dia juga mengingatkan pentingnya kecerdasan finansial bagi anak-anak. Mengingat salah satu yang dibutuhkan dalam persaingan global adalah  pemahaman tentang bagaimana tatanan ekonomi. Banyak diantara kita secara akademik baik, pendidikn agama baik, emosional juga baik, tapi karena tidak ditopang oleh finansial yang cukup, akhirnya terganggu dan tidak optimal.

Selain itu, Walikota Kendari menegaskan bahwa pendidikan merupakan investasi jangka panjang. Pendidikan karakter bagi anak adalah tugas jangka panjang, membutuhkan waktu dan konsistensi. Dan menjadi tanggungjawab bersama, baik guru maupun orang tua.

Prof Nurhayati sebagai narasumber kedua menegaskan bahwa pembentukan karakter harus berdasarkan pada basic value yakni pembentukan perilaku atau habit, yang dalam Terminology Islam disebut Akhlatul Karimah.

Back to family. Semua harus kembali ke keluarga. Keluarga menjadi pusat dari aktivitas. Setelah berkembang menjadi negara industialisai terjadilah diferensiasi peran yang kita anggap kehidupan Normal. Banyak orang tua kehabisan waktu bagi anaka-anak. Mereka mencarikan sekolah terbaik yang dianggap mampu memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Padahal hal tersebut keliru. Sebab karakter anak terbentuk dari karakter keluarga. Yang dimulai dari usia awal bahkan sejak dalam kandung dan memilih jodoh.

Dikemukakan, inti dari proses pembentukan karakter menurut psychology yaitu hereditas (diwariskan dari orang tua), yang kedua adalah lingkungan.

Selanjutnya Dr. Supriyanto, MA juga mengemukakan beberapa pokok pikiran. Bahwa terdapat beberapa komponen yang dituntut untuk bersinergi dalam membangun karakter di masa pandemic. Bahawa secara global sekitar Lebih dari 2 M siswa di seluruh dunia belajar dari dari rumah. Dalam jumlah yang begitu besar, maka seluruh dunia mengorbankan pendidikan secara konvensional. Sehingga kesempatan bagi orang tua untuk mendampingi dan membimbing anak secara maksimal, meguatkan pola pengasuhan dan mengeratkan ikatan emosional antara orang tua dan anak. 

Selanjutnya berkembang literasi digital. Dampaknya anak-anak yang dulu terbiasa memanfaatkan teknologi untuk sekedar menonton youtube atau bermain game, justru sekarang anak-anak menggunakan HP untuk mengakses literasi sebagai referensi.  Point pentingnya adalah orang tua harus disadarkan bahwa locus dan focus utama pendidikan karakter itu ada di rumah pada masa pandemic ini.

Kegiatan yang dipandu oleh Hj. Arniaty DK, SP., M.Si (Sekretaris Umum MW FORHATI Prov Sultra Periode 2017-2022) ini, merupakan Seri terakhir, yakni Seri ke lima dari rangkaian Diskusi Online yang telah diselenggarakan sebelumnya. Seri 1 berkaitan isu Ketahanan Pangan dan Keluarga, Seri 2 mengenai Kedaulatan Ekonomi, Seri 3 mengenai STrategi Pemulihan Berbasis UKM dan seri ke empat mengenai Pilkada Serentak di Tengan Pandemi Covid-19.

Mengangkat berbagai isu aktual tersebut, merupakan bentuk kehadiran nyata dari FORHATI Sultra di tengah masyarakat, guna memberikan wadah bagi sharing informasi dan pengetahuan di tengan kondisi yang membatasi setiap aktivitas manusia sekarang ini.

Citizen Journalism: Sri Damayanti

  • Bagikan