Forum Puspa dan DP3A Konawe Dorong Kelompok Perempuan Berwirausaha

  • Bagikan
Ketua Forum Puspa Sultra, Hasmida Karim menjelaskan tujuan kerja dari organisasi yang ia nakhodai kepada peserta diskusi program kampung sinergi, Kamis (22/11/2018). (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)
Ketua Forum Puspa Sultra, Hasmida Karim menjelaskan tujuan kerja dari organisasi yang ia nakhodai kepada peserta diskusi program kampung sinergi, Kamis (22/11/2018). (Foto: Mas Jaya/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KONAWE – Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (Puspa) Sulawesi Tenggara bekerjasama dengan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Konawe menggelar diskusi kelompok terarah terkait program kampung sinergi, di Aula Kecamatan Wawotobi, Kamis (22/11/2018). Kegiatan diadakan untuk mendorong kaum perempuan berwirausaha.

Diskusi yang dihadiri perwakilan DP3A Konawe, perwakilan ibu PKK beberapa kecamatan, dan beberapa organisasi perempuanjuga diikuti Ketua Forum Puspa, Hasmida Karim dan Ketua KPPI, Suleha Andi Bahar.

Hasmida menjelaskan, Puspa merupakan organisasi mitra pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, hingga turunannya ke tingkat daerah. Tujuannya, untuk meningkatkan taraf hidup perempuan dan anak.

Puspa sendiri adalah organisasi yang banyak berafiliasi pihak universitas, organisasi profesi, perbankan, dan media, serta stakeholder terkait. Sinergi ini diharapkan mampu mengatasi persoalan yang dihadapi perempuan dan anak.

“Kita punya tujuan besar yang disebut three ends, yakni mengakhiri kekerasan perempuan dan anak, mengakhiri tindak perdagangan manusia dan mengakhiri kesenjangan ekonomi. Kami yakin, persoalan peningkatan tarap hidup bisa menjadi solusi dari masalah perempuan dan anak,” jelasnya.

Sementara itu, Suleha lebih membawakan pembekalan tentang pentingnya membangun usaha kelompok. Ia mengungkapkan, peluang usaha dengan cara berkelompok punya kesempatan lebih besar untuk maju ketimbang usaha sendiri-sendiri.

“Perbankan itu biasanya lebih tertarik untuk membantu usaha kelompok. Begitu pun penyaluran bantuan-bantuan dari pemerintah, itu akan diberikan kepada usaha kelompok bukan usaha perorangan,” terangnya.

Kegiatan diakhiri dengan pelatihan pembuatan rencana aksi untuk para kelompok-kelompok perempuan. Dari tabel-tabel rencana program yang dihasilkan, terlihat sejumlah model usaha yang punya peluang besar untuk dikembangkan kelompok perempuan. Di tabel itu pula tercatat, jenis pelatihan apa yang dibutuhkan dan instansi apa yang dapat membantu.

“Kita berharap ke depannya, pemerintah bisa memfasilitasi usaha kelompok, mulai dari memberi pelatihan dan bantuan permodalan.Terpenting, melakukan pendampingan untuk memastikan usaha itu berjalan atau tidak,” pungkasnya.

Laporan: Mas Jaya
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan