Genangan Air di Koltim Hanyutkan Tujuh Desa Beserta Sawah

  • Bagikan
Kondisi sawah yang terendam air mulai surut di Desa Lowa, Kecamatan Lambandia, Kolaka Timur. (Foto: Hasrianty/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KOLAKA TIMUR – 400 hektar sawah siap panen terendam air di Desa Lowa, Kecamatan Lambandia, Kolaka Timur. Akibatnya petani ditaksir mengalami kerugian Rp 700 juta, Selasa (6/6/2017).

Besarnya kerugian terhitung dari 60 karung per hektar, artinya sebanyak 24 ribu karung padi rusak terendam air.

Genangan sekitar satu meter itu, disebabkan hujan terus mengguyur daerah setempat. Kondisi diperparah dengan tidak adanya drainase.

Camat Lambandia, Supriadi mengatakan Desa Lowa selalu langganan genangan air dikala hujan turun. Meski terdapat saluran pembuangan mengarah ke sungai, namun lebarnya tidak sebanding dengan volume air.

“Jadi di Desa Lowa ini bukan karena luapan sungai di saat hujan, tapi drainase yang tidak ada,” terang Supriadi.

Sebelumnya juga sekitar 700 hektar sawah terendam banjir di desa ini pada 15 Mei 2017 lalu. Dampak yang ditimbulkan juga sama, padi petani gagal panen. Bupati Koltim, Tony Herbiansyah bahkan sudah meninjau lokasi banjir dan memanggil dinas PU guna memprioritaskan pembangunan drainase.

Baca: Sawah Desa Lowa kebanjiran, Ratusan Hektar Padi Gagal Panen

Secara keseluruhan terdapat enam desa lainnya terendam air termasuk kawasan persawahan yang mengharuskan petani memilih memanen padi lebih awal di Kabupaten Kolaka Timur hingga dini hari. Diantaranya Desa Polenga Jaya, Anambada, Tetembuta, Talinduka, Dangia dan Desa Iwoimea Jaya.

Intensitas hujan yang tidak kunjung berhenti juga berdampak pada derasnya aliran sungai yang menghambat akses jalan di jembatan antara Desa Polenga Jaya, Kecamatan Polipolia dengan Desa Gunung Jaya, Kecamatan Dangia.

Menggapi musibah itu, Tony mengintruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Koltim melakukan siaga banjir 24 jam. Selain itu menyarankan masyarakat untuk waspada terjadinya banjir.

“Saya harapkan masyarakat dan instansi terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk siap siaga 24 jam mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan terjadi,” ucap Tony disela-sela kunjungan di lokasi genangan air, Selasa (6/6/2017).


Laporan: Hasrianty

  • Bagikan