Girman, Nelayan yang Hilang Ditemukan Tewas

  • Bagikan
Mayat korban saat ditemukan mengapung di perairan Bone, kabupaten Muna, Minggu (20/5/2018), (Foto : Humas SAR Kendari/SULTRAKINI.COM)
Mayat korban saat ditemukan mengapung di perairan Bone, kabupaten Muna, Minggu (20/5/2018), (Foto : Humas SAR Kendari/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: MUNA – Sejak Rabu (16/5/2018), dinyatakan hilang saat melaut, Girman (35), Seorang Nelayan asal Desa lagasa, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna, kini telah di temukan Minggu (20/05/2018).

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) La Ode Muhamad Ikbar Rifai, mengungkapkan, Girman ditemukan mengenakan baju kaos warna biru dan celana pendek hitam dengan posisi terlungkup dan sudah terapung.

“Mayat korban di temukan di perairan laut bagian Desa Bonea, Kecamatan La Salepa, Kabupaten Muna. Berkisar pukul 15.00 sore tadi. Minggu” ucapnya.

Setelah sebelumnya, Curah hujan yang terus mengguyur Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, menyulitkan pencarian terhadap Girman (35) terpaksa dihentikan sementara.

Selain itu, disebabkan terkendala dengan peralatan yang tidak memadai memaksa Tim Reaksi Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama Tim Operasi SAR Muna berhenti untuk terus melakukan penyisiran di lokasi peraian laut yang diduga tempat korban tenggelam.

Laode Ikbar Rifai mengatakan, penyisiran yang dilakukan oleh pihaknya yang dibantu oleh SAR, Pol Airud Polda Sultra dan Syabandar selama 8 jam (08.00 wita-15.00 wita), belum membuahkan hasil karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan pencarian.

“Kami tadinya mau adakan penyilaman tapi alat silam dari dinas perikanan belum datang, terlebih hujan deras akhirnya kami hentikan dan akan dilanjutkan penyisiran setelah cuaca kembali cerah,” kata Ikbar Rifai melalui Whatsappnya, pada Kamis (17/5/2018) malam.

Dalam pencarian tersebut, BPBD menurunkan 2 unit speed boad, Pol Airud Polda Sultra dan Syabandar masing-masing 1 unit dan 8 unit perahu nelayan.

“Kami juga dibantu oleh warga melakukan penyisiran dari ujung perairan Maligano sampai ujung desa Bone-bone yang diduga tempat karamnya perahu korban, dan lanjut sampai peraian desa Bonea dan Labunti tapi hasilnya nihil,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Operasi Tim SAR Muna, LM. Syahribin mengatakan dugaan sementara korban hilang berdasarkan keterangan sejumlah saksi berada di titik koordinat sebelah Utara 80/106 derajat, Selatan 30/150 derajat, Timur 64/20 derajat, Barat 46/260 derajat dengan kedalam 50 meter.

“Jadi posisi peristiwa korban hilang tidak jauh dari peraian desa Lanobake kecamatan Maligano. Dengan kedalaman 50 meter itu kami tidak berani memakai alat manual seperti kompresor untuk menyilam,” ujarnya kepada SultraKini.com.

Ditempat terpisah, Humas SAR Kendari, Wahyudi mengatakan Mayat korban berhasil dievakuasi setelah tim gabungan dari Pol Air Muna, Polsek KAWAPEL RAHA, Dinas Perikanan dan kelautan Muna, BPBD Muna serta masyarakat Desa Lagasa, ikut membantu dalam proses evakuasi tersebut.

“Korban dievakuasi menggunakan perahu karet dan tiba dermaga pelabuhan Raha sekira pukul 17.00 wita. Selanjutnya, jenazah korban diserahkan kepihak keluarga untuk disemayamkan. Pasca penemuan mayat korban, maka operasi pencarian dinyatakan selesai,” pungkasnya.

Berdasarkan kesaksian sejumlah saksi, korban terakhir terlihat di peraian desa Lanobake sekitar pukul 08.00 wita (16/5). Korban yang masih mengenakan pelindung hujan (mantel) sempat pamit pulang lebih dulu, namun pada saat rekan-rekannya sampai di darat justru korban tak kunjung tiba.

Olehnya itu, menurut dia kuat dugaan korban ikut tenggelam bersama perahu (body batang) miliknya karena hanya jaring pukat dan gabus ikan miliknya yang di dapat terapung. Karena dalam kurun waktu 1X24 jam, seharusnya jasad korban sudah naik ke permukaan dan terbawa arus.

 

Laporan : Arto Rasyid / wayan Sukanta

  • Bagikan