GNNT Akan Diterapkan Dalam Program Pemerintah

  • Bagikan
Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran, Ricky Satria saat memaparkan tentang GNNT. Foto: Taufik Qurahman / SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kampanye budaya less cash society (LCS) atau budaya transaksi non tunia gencar dilakukan Bank Indonesia. Kampanye ini bahkan dijadikan agenda nasional dengan nama Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT).

Sejak diluncurkan tahun 2014, BI terus berinovasi agar gerakan tersebut tidak hanya menjadi budaya transaksi dikalangan masyarakat tapi juga diterapkan dalam agenda pemerintah.

Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara mengungkapkan program GNNT ini terus digerakkan. Untuk saat ini GNNT akan diterapkan dalam program pemerintah melalui skema  pemberian Bantuan Sosial (Bansos).

“Kalau dulu disebut Bantuan Langsung Tunai karena bentuknya tunai. Kalau sekarang ada pilot project Bansos Nontunai,” kata Mirza Adityaswara dalam kegiatan Temu Wartawan Daerah Bank Indonesia di Hotel Grand Mercure, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2016).

Sementara itu, dikesempatan yang sama Deputi Direktur Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran, Ricky Satria mengungkapkan, program ini ditarget dapat diimplementasikan ke seluruh Indonesia sekitar lima sampai tujuh tahun ke depan.

Secara bertahap, uang elektronik ini akan dimasyarakatkan, salah satunya diterapkan dalam dalam pembayaran tol, parkir elektronik, pembayaran busway, komuter dan lainnya.

“Misal di Sulawesi di daerah perkebunan, nantinya akan didorong pengusaha memberikan upahnya dalam bentuk nontunai,” kata kata Ricky.

Diungkapkannya, secara keseluruhan uang elektronik lebih banyak memberikan kelebihan dibanding uang tunai. Diantaranya praktis, efisiensi, akse lebih luas, transparansi dan keamanan, dan perencanaan ekonomi lebih akurat.

  • Bagikan