Gubernur Ridho Selaraskan Pembangunan Lampung dengan Agama

  • Bagikan
Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo (kanan) menyapa jemaah Tablig Akbar Tahun Baru Islam di Masjid Nurul Ilmi, Islamic Centre, Rajabasa, Bandar Lampung, Selasa (25/10/2016).

SULTRAKINI.COM: BANDAR LAMPUNG– Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo menyelaraskan percepatan pembangunan dengan program keagamaan dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) berkarakter.

“Alhamdulillah, pembangunan dan pertumbuhan Lampung dalam tren baik. Namun tren itu harus dibarengi kegiatan keagamaan dengan merangkul lembaga pendidikan sepert pesantren-dan majelis taklim dalam pengajian tablig akbar seperti ini,” kata Ridho ketika menghadiri peringatan Tahun Baru Islam di Islamic Center, Bandar Lampung, Selasa (25/10/2016). Pada gelaran tablig akbar yang juga dihadiri Wakil Gubernur Bachtiar Basri ini juga diberikan doorprize umrah gratis dan santunan kepada 800 anak yatim.

Di hadapan ribuan jemaah tablig akbar yang menghadirkan penceramah Ustad Wijayanto dari Jakarta itu, Ridho mengatakan selain berdampak positif, pembangunan juga berdampak negatif dan banyak tantangan. Kondisi ini membuat r Ridho terus menyelaraskan pembangunan dengan program pendidikan dan keagamaan agar berdaya saing dan bernilai agama.

Ridho secara khusus menekankan, agar para ibu bisa menjadi tiang pembangunan SDM di Lampung. “Seorang Ibu itu memiliki posisi penting dalam agama. Ibu itu tiang agama, tiang negara, tiangnya Provinsi Lampung. Betul-betul saya minta tolong perhatikan anak-anak kita di rumah. Terutama mengenai narkoba. Jika terdeteksi harus ambil tindakan, segera konsultasikan untuk direhabilitasi. Jangan sampai Pemerintah sibuk membangun namun generasi muda tidak siap menyambutnya kelak,” kata Gubernur. 

Sejak mendapat amanah sebagai Gubernur, Ridho termasuk yang getol blusukan ke berbagai pesantren di Lampung. Terakhir, Ridho menyambangi majelis manakib di Ponpes Darul Maarif, Desa Sumber Sari, Kecamatan Sekampung, Lampung Timur, pada Selasa (18/10/2016) malam. Ridho tak hanya hadir memberikan sambutan, namun mengikuti seluruh rangkaian acara dari awal hingga akhir.

Kehadirannya di tengah pengajian, menurut Ridho, untuk meneguhkan komitmen bahwa pembangunan tak hanya bersifat fisik. “Keluhan masyarakat perlu didengar langsung. Saya memanfaatkan setiap hadir di pengajian untuk meminta masukan apa keluhan masyarakat. Dengan demikian, kita bisa mengambil langkah cepat bahkan darurat jika itu betul-betul kebutuhan masyarakat,” kata Ridho.

(Kemenpar RI)

  • Bagikan