Hampir Sebulan PDAM Wakatobi Tak Mengaliri Air di Liya Raya

  • Bagikan
Direktur PDAM Wakatobi, Subardin Bau. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM).
Direktur PDAM Wakatobi, Subardin Bau. (Foto: Amran Mustar Ode/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Sekira sebulan masyarakat Liya raya, kecamatan Wangi-wangi selatan tidak menikmati air bersih yang disediakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wakatobi.

“Sudah sekitar satu bulan air tidak mengalir. Informasi yang kami dapat katanya mesinnya rusak,” kata salah seorang masyarakat Desa Liya Togo, La Demo, Senin (29/4/2019).

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih setiap hari, kini masyarakat harus merogoh kocek lebih dalam, untuk membeli air dengan harga yang tinggi, ada pula masyarat yang harus menimbah air untuk kebutuhan rumah di sumur dan yang jaraknya sekitar 1 kilo meter.

“Kalau di Desa Liya Bahari, Liya Mawi dan Liya One melangka kemungkinan mereka tidak terlalu susah karena ada sumur, tapi kami di Liya Togo ini, hampir seluruh masyarakat berketergantungan di air PDAM. Jadi kalau orang yang mampu beli air ya, mereka beli di La Ridali (penjual air bersih), tapi kalau orang yang tidak mampu yang terpaksa harus tambah air di kohondao atau tambaa (sumur dan mata air dibawa bukit),” ungkapnya.

Menurutnya, ada mesin cadangan yang disediakan oleh PDAM jika mesin rusak.

Sementara itu, Direktur PDAM Wakatobi, Subardin Bau, mengatakan penyebab tidak mengalirnya air sejak tiga minggu di Liya raya ini karena mesin pompa air dan dinamo rusak.

Lanjutnya, sejak rusaknya mesin dan dinamo pihaknya langsung mengambil tindakan untuk memperbaiki, namun tidak ada tukang servis dan mekanik yang bisa memperbaiki kerusakan tersebut maka pihaknya harus mengirim mesin dan dinamo yang rusak ke Kendari sehingga memakan waktu yang panjang.

“Yang buat terlambat ini karena kita harus kirim mesinnya ke kendari, di sini tidak ada tukang servisnya untuk gulung kawat dinamo. Mekaniknya saja kami bawa dari luar karena tidak ada mekanik disini yang bisa berbaiki kerusakan ini,” ujarnya

Namun menurutnya, hari ini mesin sudah selesai diperbaiki, namun air masih ditampung ke bak penampungan, sehingga besok baru dialiri ke pelanggan, karena para mekanik telah bekerja memeriksa kerusakan dan mengganti alat yang rusak sejak empat hari lalu.

Akibat rusakan mesin tersebut, kata Subardin Bau, pihaknya mengalami kerugian sekitar hingga Rp 19 juta, sementara penghasilan perbulan untuk Liya raya sekitar Rp 23 juta.

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan