HMI Kendari Tolak Pembangunan Gedung Baru DPRD Sultra

  • Bagikan
Pengunjuk rasa HMI Kendari di Jalan Saranani mempersoalkan pembangunan gedung baru DPRD Sultra, Kamis (25/7/2019). (Foto: La Niati/SULTRAKINI.COM)
Pengunjuk rasa HMI Kendari di Jalan Saranani mempersoalkan pembangunan gedung baru DPRD Sultra, Kamis (25/7/2019). (Foto: La Niati/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Rencana pembangunan gedung baru DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara mendapat penolakan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kendari melalui unjuk rasa, Kamis (25/7/2019) malam.

Ketua HMI Cabang Kendari, Sulkarnain mengaku gerakan penolakan pembangunan gedung DPRD Sultra sudah ke sekian kalinya. Mereka menilai pembangunan tersebut bukan program prioritas yang dibutuhkan masyarakat Sultra.

“Masih banyak program prioritaskan lain yang wajib dilaksanakan oleh gubernur Sultra, seperti penanganan pascabencana,” terangnya saat unjuk rasa di Jalan Sarani.

Menurutnya, program yang perlu diprioritaskan gubernur adalah memperbaiki jalan provinsi di beberapa daerah karena kondisinya sangat memprihatinkan. Selain itu, perhatian Pemprov dalam menangani sumber daya manusia.

“Yang namanya wacana pembangunan Kantor DPRD Sultra kami tolak. Setelah aksi ini, kami akan menyampaikan langsung kepada gubernur Sultra,” ucapnya.

(Baca: Banjir Kritikan, Ali Mazi: Pembangunan Gedung Baru DPRD Sultra Prioritas)

(Baca juga: Gedung DPRD Sultra Bakal Pindah Lokasi)

Aksi sekitar pukul 18.30 Wita ini sempat membuat macet aktivitas lalu lintas. Pengunjuk rasa berorasi di tengah jalan dan membakar ban bekas. Akibatnya, pengendara memutar ke halaman parkir toko yang kebetulan bersebelahan dengan lokasi orasi, bahkan pengendara memilih jalur lain untuk menghindari kemacetan.

Misalnya Yusup Perdana. Pengguna jalan ini merasa terganggu dengan aksi pengunjuk rasa lantaran berorasi di tengah jalan yang menghambat aktivitas lalu lintas. Terlebih membakar ban bekas yang menurutnya merusak jalan raya yang dibangun menggunakan anggaran daerah.

“Saya selaku masyarakat sekitar dan pengguna jalan sangat terganggu dengan aksi yang pada malam ini. Demonstrasi mengatasnamakan suatu kebaikan, tetapi mereka melakukan perbuatan tidak baik, demonstrasi memalang jalan raya membuat aktivitas masyarakat berhambat,” ujar Yusup.

Meski demikian, pengunjuk rasa menilai aksi mereka hanya untuk menyampaikan aspirasi, sehingga meminta maaf kepada masyarakat yang merasa terganggu akibat aksi tersebut.

Laporan: La Niati
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan