Impor Sultra Naik 66,31 Persen pada Mei 2019

  • Bagikan
Grafik Batang Perkembangan Impor Sultra Mei 2019, Senin (1/7/2019). (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)
Grafik Batang Perkembangan Impor Sultra Mei 2019, Senin (1/7/2019). (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tenggara mencatat nilai impor Sultra sebesar US$89,74 juta atau mengalami kenaikkan 66,31 persen pada bulan Mei 2019 dibanding impor April 2019 yang tercatat US$53,96 juta. Sedangkan volume impor Mei 2019, tercatat 282,40 ribu ton atau naik 163,63 persen dibanding impor April 2019 sebesar 107,12 ribu ton.

Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, mengatakan selama periode 2018 sampai 2019 nilai impor Sultra tertinggi pada Mei 2018 mencapai US$102,73 juta dan terendah terjadi Maret 2019, yaitu US$28,75 juta. Sementara volume impor tertinggi tercatat Mei 2019 mencapai 282,40 ribu ton dan terendah Januari 2019 dengan volume 38,99 ribu ton.

“Impor Sultra Mei 2019 didominasi kelompok komoditi bahan bakar mineral dengan nilai US$38,95 juta selanjutnya kelompok komoditi benda-benda dari batu, gips, dan semen dengan nilai US$11,74 juta dan kelompok komoditi mesin-mesin pesawat mekanik US$9,94 juta,” jelas Edy, Senin (1/7/2019).

Kenaikkan terbesar impor Sultra Mei 2019, kata dia, dibanding April 2019 terjadi pada kelompok komoditas bahan bakar mineral senilai US$20,33 juta atau 109,18 persen.

“Kenaikkan Impor Mei 2019 disebabkan oleh kenaikkan impor dari Negara Tiongkok senilai US$16,16 juta atau 146,23 persen dan Negara Singapura sebesar US$7,20 juta atau 39,99 persen,” terang Edy.

Peran terhadap total impor Januari sampai Mei 2019, Tiongkok merupakan negara asal barang terbesar utama dengan nilai impor US$1,12 juta atau 56,97 persen diikuti Singapura dengan nilai US$25,21 juta atau 28,10 persen.

Peran kedua negara asal barang utama tersebut mempunyai 25,06 persen dari total impor Sultra pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Impor menurut penggunaan barang selama Mei 2019 golongan bahan baku/penolong memberikan peranan terbesar, yaitu 75,40 persen dengan nilai US$40,69 juta.

“Jika dilihat Januari sampai Mei 2019 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, nilai impor dari bahan konsumsi mengalami kenaikkan sebesar US$0,25 juta atau 232,06 persen, sedangkan bahan baku/penolong dan barang modal mengalami penurunan masing-masing sebesar 23,17 persen atau senilai 200,46 juta dan 13,91 persen atau senilai US$53,93 juta,” tambahnya.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan