Isu Gender, Tak Jamin Satukan Suara Perempuan

  • Bagikan
Pengamat Politik Sulawesi Tenggara, Muhammad Najib Husain.Foto: Didul/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Isu gender dipercaya menjadi salah satu bahan yang efektif digunakan dalam momentum pilkada untuk meraup suara pemilih. Namun, menggulirkan isu gender begitu saja tak menjamin pemilih perempuan otomatis mendukung calon kepala daerah perempuan.

Hal tersebut dikatakan Pengamat Politik Sulawesi Tenggara, Muhammad Najib Husain, kepada SULTRAKINI.COM, Senin (29/8/2016) siang. “Tidak ada jaminan pemilih perempuan akan memilih calon perempuan,” katanya.

Menurut Doktor jebolan Universitas Gadjah Mada ini, umumnya calon perempuan yang dipilih partai politik muncul tidak didasarkan atas kapabilitas dan rekam jejak yang dimiliki.

Kebanyakan pemilihan calon perempuan di partai politik hanya karena mekanisme dari partai politik yang menginginkan kadernya agar tampil tanpa melihat realitas yang ada.

“Calon perempuan banyak tumbang karena lahir dari sebuah mekanisme partai yang hanya bermodalkan bahwa dia adalah kader walaupun kualitas dipertanyakan,” ujarnya.

Mestinya, kata Najib, jika memang ada calon yang kemudian ingin tampil atau berpasangan dengan mengangkat isu gender, sebaiknya punya keterpilihan dan populer di masyarakat. Selain itu, lanjutnya, dalam program kampanyenya mesti banyak menjual isu perempuan.

Untuk Pilkada 2017 di Sulawesi Tenggara setidaknya ada tiga figur perempuan yang dikabarkan mencalonkan diri. Di Kota Kendari ada Suri Syahriah Mahmud, lalu di Bombana ada Hj. Masyura Ila Ladamay, dan di Kolaka Utara ada Hj. Ulfah Haeruddin yang tampil dengan pasangannya masing-masing.

  • Bagikan