Isu Kelesuhan Ekonomi di Wakatobi, Data BPS: Ekonomi Wakatobi Justru Membaik Dibanding Sultra dan Nasional

  • Bagikan
Ilustrasi (Okezon.com)
Ilustrasi (Okezon.com)

SULTRAKINI.COM: WAKATOBI – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wakatobi, mencatat trend pertumbuhan positif ekonomi hingga tahun 2019. Bahkan data statistik menunjukan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi jauh lebih baik jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Nasional.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi yakni sebesar 6,60 persen, sementara provinsi Sultra sebesar 6,51 persen dan laju pertumbuhan ekonomi secara nasional hanya 5,02 persen.

“Tahun 2019 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Wakatobi sebesar 6,60 persen, lebih tinggi dibandingkan Sultra,” ungkap kepala BPS Kabupaten Wakatobi, Towedy Marthinus Layico, beberapa hari lalu.

Kata dia, trend ini menunjukan bahwa pemerintah Wakatobi pada masanya mampu menjaga stabilitas ekonomi, dibandingkan dengan ratusan kabupaten/kota di seluruh Indonesia.

Sementara ini, isu tentang terjadinya kelesuhan ekonomi dimomen Pilkada Wakatobi terus berhembus. Tapi kenyataan berbanding terbalik dengan data BPS.

Bupati Wakatobi, Arhawi, yang merupakan calon petahana di Pilkada Wakatobi yang sementara cuti disinyalir menjadi dalang atas kelesuhan ekonomi itu dan diserang oleh segelintir orang yang menyebarkan hoax kelesuhan ekonomi, justru menepis hal itu.

Arhawi meminta, agar masyarakat jangan begitu saja percaya dengan isu yang tidak memiliki dasar apa lagi bukan dari instansi berwewenang.

“Mudah-mudahan masyarakat kita tidak terpengaruh dengan isu-isu yang tidak benar, sehingga dinamika sosial di momen pilkada ini tetap aman dan kondusif, tanpa ada hoax,” kata Arhawi, Rabu, (28/10/ 2020).

Iapun enggan menanggapi isu hoax pada momen Pilkada ini yang menyerang dirinya. Baginya sebagai seorang mantan kepala daerah, apapun yang terjadi, fokus utama adalah bagaimana meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

“Kapasitas dan kapabilitas seorang Bupati, tidak perlu menanggapi isu-isu hoax, bagi seorang bupati kata-kata tidak perlu dibalas dengan kata-kata, tetapi harus dibuktikan dengan kinerja-kerja nyata,” tutupnya. (B)

Laporan: Amran Mustar Ode
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan