Itong, Bocah Manisan yang Bermimpi Jadi Dokter Hebat

  • Bagikan
Itong saat menjajakan manisan di dalam kampus Universitas Halu Oleo (UHO). Foto: Widodo/SULTRAKINI.COM

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Anak sekecil itu berkelahi dengan waktu, demi satu impian yang kerap ganggu tidurmu. Anak sekecil itu tak sempat nikmati waktu, dipaksa pecahkan karang lemah jarimu terkepal. Penggalan lirik lagu penyanyi kawakan Iwan Fals berjudul “Sore Tugu Pancoran” itu menggambarkan sosok Itong, sang bocah penjual manisan yang bermimpi menjadi dokter hebat.

Itong baru berusia 13 tahun, dan kini duduk di bangku Sekolah Menegah Pertama (SMP). Sehari-hari, sepulang sekolah mulai pukul 11:00 sampai 15:30 Wita, Itong berkeliling dalam kawasan kampus Universitas Halu Oleo menjajakan Manisan Mangga.

Tanpa merasa letih, ia berjalan kaki ratusan meter menjual manisan dari fakultas satu ke fakultas yang lain. Tiap kumpulan mahasiswa maupun dosen yang ditemuinya, ditawari manisan seharga ribuan rupiah itu.

Dalam setiap bungkus Manisan Mangga yang dijualnya, Itong hanya mendapat untung Rp500 saja. Sekali menjual dia membawa 80 bungkus. Itong mengaku, sekali menjual dia sudah bisa menghasilkan uang Rp40 ribu.

“Saya menjual manisan sejak masuk sekolah SMP dan itu sa lakukan setiap hari Senin sampai Jumat pulang dari sekolah,” tuturnya saat ditemui Sultrakini.com, Selasa (20/3/2018) siang.

Semenjak menjalani aktivitas rutinnya itu, Itong sudah tidak lagi meminta uang jajan dari orang tuanya. Justru dia yang memberi uang kepada orang tuanya dari hasil jualan manisan. Orang tua Itong adalah pekerja bangunan yang berdomisili di kawasan Kemaraya, Kota Kendari.

“Saya tidak ingin putus sekolah, saya akan terus bekerja buat ongkos sekolah, sampai saya sukses,” katanya bersemangat.

Berbekal cita-cita menjadi dokter yang hebat, dia bertekad terus bersekolah dengan membiayai diri sendiri sejak dini, meski harus bekerja sambil sekolah. Sekalipun menjual manisan Mangga. Kita doakan semoga sukses.

 

Laporan : Rahayu Widodo

  • Bagikan