Januari 2019: Ekspor Sultra Naik, Impor Turun

  • Bagikan
Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM).
Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud. (Foto: Wa Rifin/SULTRAKINI.COM).

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mencatat nilai ekspor Sultra Januari 2019 sebesar US$ 108,71 juta atau mengalami kenaikan sebesar 16,34 persen dibanding Desember 2018 yang tercatat US$ 93,44 juta.

Kepala BPS Sultra, Mohammad Edy Mahmud, mengatakan volume ekspor Januari 2019 tercatat 1.177,14 ribu ton atau mengalami kenaikan sebesar 51,22 persen dibanding ekspor Desember 2018 yang tercatat 778,43 ribu ton.

“Total ekspor Sultra selama 2019 (Januari 2019) mencapai 1.177,14 ribu ton atau senilai US$ 108,71 juta,” Edy Mahmud, Jumat (1/3/2019).

Untuk Pangsa ekspor, kata edy, pada Januari 2019 yang terbesar Tiongkok US$ 95,32 juta atau 87,68 persen, India US$ 4,99 juta atau 4,59 persen dan Korea Selatan US$ 4,45 juta atau 4,10 persen.

” Ekspor Sultra terbesar besi dan baja mencapai US$ 71,09 juta atau 65,40 persen. Biji logam, terakhir dan abu US$ 33,12 juta atau 30,47 perse,” ungkapnya.

Semangat ekspor menurut sektor yang sangat besar yakni industri pengelolaan mencapai US$ 74,79 juta, disusul pertambangan US$ 33,12 juta dan pertanian US$ 0,79 juta.

“Dari total ekspor Januri 2019 industri pengolahan menyumbang ekspor sebesar 68,80,” tambahnya.

Sementara untuk Impor Sultra pada Januari 2019 yang tercatat sebesar US$ 30,43 juta atau mengalami penurunan sebesar 62,47 persen dibanding impor Desember 2018 yang tercatat US$ 81,07 juta.

“Jika di lihat dari volume impor Januari 2019 tercatat 38,99 ribu ton atau mengalami penurunan sebesar 38,99 persen dibanding impor Desember 2018 yang tercatat 68,54 ribu ton,” katanya.

Lanjut Edy, bahan bakar mineral masih mnduduki posisi pertama yang diimpor Sultra sebesar US$ 12,19 juta atau 40,05 persen, serta mesin dan pesawat mekanik US$ 5,63 juta atau 18,49 persen.

“Pangsa pasar impor Januari 2019 yakni Singapura sebesar US$ 18,24 juta atau 59,95 persen, dan Tiongkok US$ 12,19 juta atau 40,05 persen,” jelasnya.

Sementara impor menurut golongan penggunaan barang sangat besar pada bahan baku/penolong US$ 20,50 juta, modal barang US$9,93 juta dan konsumsi US$0,001 juta.

” Total impor Sulawesi Tenggara 2019 (Januari 2019) mencapai 38,99 ribu ton atau senilai US$30,43 juta,” pungkasnya.

Laporan: Wa Rifin
Editor: Habiruddin Daeng

  • Bagikan