Kadinkes Kolaka Salahkan Lurah dan Kades Terkait Serangan DBD

  • Bagikan
ilustrasi

SULTRAKINI.COM: KOLAKA – Kepala Dinas Kesehatan Kota Kolaka, Rosnawati melontarkan statemen yang tidak biasa. Secara terang-terangan dia menyalahkan para kepala desa dan lurah se-Kabupaten Kolaka, terkait banyaknya penderita Demam Berdarah Dengue. Terlebih lagi penyakit menular ini telah menelan korban jiwa sebanyak tiga orang.

 

Kepada awak media, Rosnawati mengungkapkan, bahwa seharusnya para lurah dan kepala desa menerapkan hidup bersih kepada warganya. \”Sudah ada surat edaran, bahkan ada juga surat himbauan dari bupati agar lurah dan kepala desa mengerjakan kerja bakti ditempat masing-masing,\” katanya.

 

Dia menambahkan, penanganan penyakit DBD seharusnya bisa menjadi tanggung jawab bersama. \”Yang terjadi dilapangan berbeda. Fakta itu tidak dilakukan. Kepala desa dan lurah itu harus banyak bergerak. Bukan hanya Dinas Kesehatan saja,\” tegasnya.

 

Sontak saja keterangan Kadis yang fenomenal ini mengundang reaksi keras dari masyarakat. Warga menuding Kadis Kesehatan Kolaka mencoba lepas tanggung jawab.

 

\”Kan lucu kalau dia bicara seperti itu. Itu namanya cari selamat mau lepas tanggung jawab. Jadi selama ini apa kerjanya Dinas Kesehatan. Okelah kalau foging tapi kan itu bukan solusi jadi tidak etis lah kalau seorang Kadis bicara seperti itu,\” cetus Mansur, warga Kolaka.

 

Sementara itu warga Kelurahan Mangolo yang menjadi korban DBD bernama Wiwi menginginkan adanya tindakan cepat dari Dinas Pendidikan sebelum penyakit yang sama menular ke keluarganya.

 

\”Kalau bisa segera diantisipasi sama Dinas ini. Saya takut kalau keluarga saya yang lain kena juga. Sebenarnya kami kecewa dengan Dinas Kesehatan Kolaka yang selalu lambat dengan hal seperti ini,\” kesalnya.

 

Data dari Direktur Rumah Sakit Benyamin Guluh (RSBG) Kolaka, dr. Abdul Azis menyebutkan, sejak Januari hingga Maret 2016 tercatat 217 orang yang terserang penyakit DBD. Dari 217 orang itu, tiga penderita DBD dinyatakan meninggal dunia.

 

\”Bulan Januari 2016 pasien yang dirawat 94 orang. Bulan Februari naik menjadi 114 orang. Nah masuk bulan Maret 2016 membludak menjadi 217 orang,\” jelasnya.

 

\”Memang perlu penanganan yang cepat kalau masalah DBD. Karena ini menular jadi harus segera ada tindakan di lapangan. Semestinya dinas terkait harus tanggap dengan masalah ini,\” tambahnya.(B)

 

Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan