Kadis Dikmudora Koltim Ancam Bubarkan PGRI

  • Bagikan
ilustrasi

SULTRAKINI.COM: KOLAKA TIMUR – Karena merasa kecewa dengan tingkah laku Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kolaka Timur, Kadis Pendidikan Pemuda dan Olahraga Koltim, Surya Hutapea, mengancam akan membubarkan PGRI Koltim.

Ancaman Surya dilontarkan pada saat melaksanakan rapat koordinasi di Kecamatan Mowewe, yang dihadiri puluhan Kepala Sekolah dan UPTD dari 5 kecamatan yakni Mowewe, Lalolae, Tinondo, Uluiwoi dan Ueesi.

Kekecewaan Surya muncul karena setiap kali kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi Guru itu, pihaknya tidak pernah dihargai.

“Sekedar curahan hati, saya kecewa dengan PGRI. Sebab, PGRI merasa berdiri sendiri. Terbukti, saat ada kegiatan PGRI di Kolut,” ungkapnya.

Istri bupati terpilih itu mengungkapkan kekecewaannya terhadap guru dan pengawas, karena lebih mengistimewakan Ketua PGRI dibandingkan dia selaku Kepala Dinas Pendidikan. Menurutnya, guru maupun pengawas harus lebih menghargai Diknas, sebab atasan guru adalah Kadis bukan PGRI.

Sehingga mantan Bunda Paud itu tidak segan mengatakan akan membubarkan PGRI, jika tidak secepatnya merevisi struktur keanggotaannya.

“Saya tidak akan pernah mengakui PGRI ada di Koltim jika ketuanya tidak diganti secepatnya,” tegasnya.

Menurutnya, guru, pengawas serta kepala sekolah adalah mitra PGRI, bukan atasannya. Ia pun tidak mengakui medali yang diperoleh PGRI saat Porseni di Kolaka Utara beberapa waktu lalu.

Sementara itu, Ketua PGRI Koltim, Drs. Agus Tinus justru melawan pernyataan Kadis Dikmudora Koltim. Menurutnya, PGRI adalah organisasi guru yang bukan bagian dari dinas pendidikan.

“Jadi tidak ada hubungannya dengan dinas pendidikan terkait masalah struktur keanggotaan. Lagipula Ketua PGRI dipilih melalui konferensi kerja dan konferensi kabupaten daerah,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa sampai saat ini, tidak ada regulasi yang menyatakan PGRI diatur oleh Dinas Pendidikan.

“Saya tidak tau kalo ada regulasi yang mengatur tentang PGRI bisa diatur oleh Dinas Pendidikan. Atau itu hanya akal-akalan dinas saja,” ujarnya.

Editor: Gugus Suryaman

  • Bagikan