Kakek 15 Cucu, Wisudawan Memuaskan di UM Buton

  • Bagikan
La Ode Muhammad Sidik (Foto: Istimewa)
La Ode Muhammad Sidik (Foto: Istimewa)

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Namanya La Ode Muhammad Sidik alumni Diploma Tiga (D-3) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Halu Oleo pada tahun 1999, kini kembali meraih gelar sarjananya (S-1) dengan jurusan yang sama pada pada acara wisuda Sarjana angkatan XIV Universitas Muhammadiyah Buton (UMB) di Aula Graha Puspa, Sabtu (16/11/2019). Usianya sudah 85 tahun, sehingga tercatat sebagai wisudawan tertua diantara 919 wisudawan.

Selain sebagai wisudawan tertua, La Ode Muhammad Sidik juga merupakan wisudawan dengan predikat kategori sangat memuaskan dengan IPK 3.5 dengan judul Skripsi “Mengkaji Puisi Wolio Buton Dalam Sastra Indonesia” di Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan.

Sebelumnya, La Ode Muhammad Sidik merupakan pensiunan guru SMP 1 Baubau. Pencapaiannya ini berhasil menyentuh hati para tamu undangan dan orang tua wisudawan, tidak terkecuali Rektor UM Buton.

“Beliau adalah guru SMP 1 Baubau, maka ini dapat menjadi contoh untuk guru-guru SMP 1 agar menjadi lebih baik lagi. Terharu, ternyata menuntut ilmu itu tidak mengenal usia,” ungkap Rektor Universitas Muhammadiyah Buton Wa Ode Alzarliani, Sabtu (16/11/2019).

Sidik mengatakan kalau gelar sarjananya yang dicapainya dipersembahkan untuk anak dan cucunya. Bahkan kedepannya dia bercita-cita dan berniat untuk terus melanjutkan pendidikan magisternya (pendidikan S-2) jika memiliki uang dan kesempatan.

“Gelar ini saya persembahkan untuk anak-anakku, saya memiliki 9 orang anak, saat ini sisa 5 orang, 15 orang cucu, dan 3 orang cicit,” cerita Sidik pada jurnalis SultraKini.com.

Dia mengaku bahwa semangatnya dalam menuntut ilmu karena termotifasi dari kisah dan riwayat hidup Nabi Muhammad, menuntut ilmu itu tidak mengenal usia dan waktu selama itu dilakukan dengan serius dan sungguh-sungguh.

“Ilmu tidak mengenal umur, itu didasari riwayat Nabi Muhammad SAW, bahwa tuntutlah ilmu sampai ke liang lahat,” tambahnya.

Sidik memulai perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Buton sejak tahun 2012, proses perkuliahan dilaluinya dengan lancar dan aktif.

Selama mengikuti proses kuliah, dia menceritakan, bukan hanya materi perkuliahan yang menjadi pembahasan dengan dosen pengajarnya, mengingat tidak sedikit dosen UM Buton adalah mantan muridnya semasa menjadi guru.

Alhamdulillah, aktif saya masuk, apalagi banyak dosen adalah mantan muridku, banyak yang kami ceritakan,” kata Sidik.

Pada kesempatan itu, dirinya berharap anak muda saat ini terkhusus mahasiswa sastra di Buton dapat menjadi penerus sastrawan Indonesia.

“Saya berharap tamatan Sastra UMB ini bisa menjadi pujangga penerus Khairil Anwar,” pungkasnya.

Laporan: Aisyah Welina

Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan