Kalapas Baubau Keluhkan Lambatnya Hasil Swab Warga Binaan

  • Bagikan
Kepala Lapas Kelas II A Kota Baubau, La Samsuddin (Foto: Aisyah Welina/SULTRAKINI.COM)
Kepala Lapas Kelas II A Kota Baubau, La Samsuddin (Foto: Aisyah Welina/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: BAUBAU – Sebanyak 21 sampel swab yang diambil dari 13 warga binaan dan 8 orang pegawai Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kota Baubau yang dinyatakan reaktif dalam pemeriksaan kesehatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Baubau pada, 25 September 2020 lalu, hingga saat ini belum mendapatkan hasil swab.

Kepala Lapas Kelas II A Kota Baubau, La Samsuddin, mengatakan hingga saat ini masih menunggu hasil swab 13 warga binaan dan 8 orang pegawai lapas. Padahal, pihaknya sangat berharap agar hasil swab segera disampaikan sehingga dapat dilakukan tindakan selanjutnya untuk menangani Covid-19 dilingkungan lapas.

Kata Samsuddin, dari 8 orang pegawainya yang dinyatakan reaktif hingga saat ini masih harus di rumahkan dan melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing. Begitupula dengan warga binaan yang dinyatakan reaktif, pihaknya menyiapkan ruangan terpisah untuk mengkarantina khusus mereka di satu ruangan sel.

“Para warga binaan tersebut tidak diperbolehkan keluar selain keperluan olahraga pada Pukul 8 dan 9 pagi,” ungkapnya, Sabtu (10/10/2020).

Menurutnya, semestinya hasil swab tersebut perlu segera dipastikan agar para warga binaan dapat kembali melakukan aktifitas seperti biasanya dan pihaknya dapat melakukan penanganan selanjutnya.

“Makanya kemarin itu, saya pertanyakan, saya suruh anggota untuk koordinasikan dengan Dinkes karena ini tinggal beberapa hari lagi sudah 14 hari,” keluh Samsuddin.

“Saya maunya itu kalau bisa dipercepat karena anggota saya yang hasil rapid testnya kemarin reaktif itu mereka kan isolasi mandiri di rumah. Sementara mereka punya tugas juga di kantor,” tambahnya.

Dia menyampaikan, jika apabila terdapat hasil swab yang dinyatakan positif Covid-19 nantinya pihaknya tidak memiliki ruang isolasi. Disebabkan ruangan sel Lapas kelas II A sangat terbatas.

Meski demikian, lanjut Samsuddin, jika terbukti ada yang positif tetap akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan Dinas Kesehatan dan Tim Gugus Tugas Covid-19 agar semua tetap sesuai mekanisme dan sesuai dengan disiplin protokol kesehatan Covid-19.

“Ini juga menyangkut narapidana yah, napi itukan tidak sembarang kita taruh dia dimana saja, masih perlu dipertimbangkan dan dikoordinasikan, jangan sampai terjadi pelarian dan sebagainya. Ruangan Lapas terbatas sekali. Tidak bisa berlama-lama disitu toh,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Baubau, Marfiah Tahara, mengatakan 21 sampel swab tersebut telah diambil dan dikirim langsung bersama 4 sampel swab lainnya menjadi sebanyak 25 sampel diambil pada 28 September 2020 lalu.

Namun, kata Marfiah, keterlambata hasil tersebut karena alat PCR di Laboratorium Kendari dikabarkan sejak tanggal 27 September sempat mengalami kendala sehingga sampel swab harus dikirim kembali ke Makassar.

“Kapan hasil swabnya itu keluar tergantung pemeriksaan dari Laboratorium. Kami saat ini hanya menerima hasil saja. Saat kita kirim ke Kendari itu alatnya sudah rusak, terus spesimen (sampel swab) itu dikirim lagi ke Makassar, jadi sekarang posisinya kita tinggal menunggu hasil dari Makssar,” terang Marfiah ditemui di Kantornya. (B)

Laporan: Aisyah Welina
Editor: Hasrul Tamrin

  • Bagikan