Kampung Salo Kini Punya Bank Sampah

  • Bagikan
USAID Adaptasi perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) bersama PT Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Kendari.
USAID Adaptasi perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) bersama PT Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Kendari.

SULTRAKINI.COM: USAID Adaptasi perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) bersama PT Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Kendari dan Kelompok Siaga Bencana (KSB) meresmikan Sanggar Bank Sampah Ikhlas Bakti di Kelurahan Kampung Salo, Kota Kendari.

Sanggar bank sampah merupakan salah satu upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengelola lingkungan sekaligus berkontribusi mengurangi risiko banjir. Ancaman bencana di Kota Kendari semakin tinggi, terlihat dari data 2017 yang menunjukkan 3.386 kepala keluarga (KK) terdampak banjir dan longsor. Salah satu lokasi terdampak di Kelurahan Kampung Salo, letaknya yang berada di antara lembah dan sungai menjadi langganan rutin banjir.

Mei 2017, banjir setinggi dada orang dewasa menggenangi rumah penduduk, merugikan 438 KK dan menghalangi jalur transportasi. Alih fungsi lahan di daerah hulu diduga menjadi penyebab utama banjir, yang diperburuk dengan tumpukan sampah di sungai.

“Sampah memang menjadi problem di Kota Kendari, dengan dihasilkannya sekitar 400 ton sampah setiap hari. Dari 400 ton yang baru diolah adalah 80 persen dan sisanya dibakar atau dibuang begitu saja. Oleh karena itu, isu pengolahan sampah patut menjadi prioritas,” kata Kepala Seksi Pengurangan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Kota Kendari, Ishak Bafadal dalam rilis diterima SultraKini.Com, Rabu (28/11/2018).

Kampung Salo menjadi bagian dari Program Kelurahan Tangguh Bencana dampingi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari untuk meningkatkan kapasitas mandiri dalam menghadapi bencana. USAID APIK, PT Pertamina TBBM Kendari, KSB Kampung Salo bekerja sama mengatasi masalah sampah sekaligus mendukung Kampung Salo agar tangguh bencana melalui inisiatif bank sampah.

“Di Kota Kendari telah terdapat beberapa bank sampah, misalnya di Lepo-lepo, Mandonga, Tipulu, dan Puuwatu yang berfungsi menangani sampah di tingkat komunitas. Melihat semangat dan antusiasme masyarakat, saya optimis skema bank sampah di Kampung Salo akan berjalan lancar,” terang Ishak.

Di bank sampah, masyarakat menyetor sampah kemudian ditimbang dan dihitung nilai ekonomisnya. Nilai tersebut menjadi saldo di bank, sehingga kegiatan menyetor sampah sama dengan menyetor uang. Sampah yang masih memiliki nilai antara lain plastik, misalnya bekas gelas atau botol air mineral, dan kemasan infus, logam.

Saat membawa ke bank sampah, masyarakat diharapkan telah memilah sampah berdasarkan jenisnya serta membersihkannya agar mempermudah operasional bank. Sampah-sampah ditampung di bank sebelum disalurkan ke pengepul untuk diproses lebih lanjut untuk didaur ulang. Bank sampah hanya menerima sampah kering. Sedangkan sampah basah seperti sisa makanan diharapkan dapat diolah masyarakat menjadi pupuk kompos.

Pelatihan bank sampah di Kampung Salo dilakukan dengan melibatkan narasumber dari Dinas LHK Kota Kendari. Pelatihan awal telah dilaksanakan bulan Juli 2018. Sementara pelatihan teknis dilakukan bersamaan dengan peresmian sanggar bank sampah.

PT Pertamina TBBM Kendari memfasilitasi sanggar, kegiatan pelatihan, serta pengadaan mesin pencacah sampah, tempat sampah terpilah, motor pengangkut, serta peralatan kerja lainnya.

Junior Supervisor Planning Maintenance Service & Health, Safety, Security and Environment (HSSE) PT Pertamina TBBM Kendari, Krisnanda Nurhadianto mengatakan, kerja sama dengan APIK sangat bagus, dan lewat kolaborasi ini pihaknya menginginkan mewujudkan visi dan misi Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia, yang tidak hanya mengembangkan sektor bisnis, namun peduli terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar, khususnya di ring 1 daerah Pertamina.

“Nantinya jika kegiatan di Kampung Salo berjalan lancar, akan dijadikan pertimbangan sehingga peluang kolaborasi dengan APIK terbuka lebar,” ujarnya.

Ketua KSB Kampung Salo Sardin, mengungkapkan bank sampah merupakan hal baru di Kampung Solo. “Kami sangat ingin belajar. Kami akan menyusun kepengurusan bank sampah sehingga dapat berjalan dengan efektif. Kami juga akan berdiskusi lebih lanjut dengan Pak Lurah, sehingga nantinya, bukan tak mungkin retribusi kebersihan yang biasa dibayarkan tiap bulan dapat dibayar dalam bentuk saldo bank sampah,”katanya.

Manajer Regional Sulawesi Tenggara Program USAID APIK, Buttu Ma’dika, mengatakan bank sampah bagian dari implementasi rencana aksi masyarakat yang didukung oleh PT Pertamina.

“Kami berharap, di masa mendatang PT Pertamina terus dapat mendukung implementasi rencana-rencana aksi lain untuk memperkuat ketangguhan masyarakat baik di Kelurahan Kampung Salo maupun di wilayah lain,” jelasnya.

Laporan: Hariati

  • Bagikan