Kapal Phinisi Kemenpar Pamerkan Destinasi Diving di AIDE Sydney

  • Bagikan
Kapal Phinisi Kemenpar Pamerkan Destinasi Diving di AIDE Sydney

SULTRAKINI.COM:JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali tebar pesona mengeksplorasi underwater Indonesia. Raja Ampat dan Labuan Bajo, nomor satu dan dua untuk snorkel site di dunia. Belum juga Pulau Komodo, Derawan, Togean, Walatobi, Gili Air dan Bunaken. Seluruh destinasi tersebut memiliki beberapa diving spot terbaik dunia dan merupakan surga bagi para penyelam.

 

Nah, Australia Dive Expo (AIDE) di Sydney, Austalia pada tanggal 3-7 Agustus 2017 akan menjadi ajang eksplorasi Kemenpar menebarkan keindahan bawah laut Indonesia. “Kami membawa 10 (sepuluh) operator diving akan menawarkan paket diving di beberapa daerah di Indonesia. Yang kami jual diantaranya adalah spot bawah laut Sabang, Aceh,Banten, Bali, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua Barat,” ujar Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara, Kemenpar, I Gde Pitana didampingi  Asisten Deputi Pengembangan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata Vinsensius Jemadu.

Pitana menambahkan, para sellers tersebut akan diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi  produk-produk wisata bawah laut unggulan tanah air di hadapan puluhan buyers yang berasal dari asosiasi selam, komunitas penyelam, travel agent dan tour operator khusus diving, serta media asal Australia. 

“Kita memiliki lebih dari 55 destinasi diving dan lebih dari 1.500 dive spots yang tersebar dari Pulau Weh di Aceh hingga Cendrawasih Bay di Papua dan jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan seluruh negara di dunia,” ungkapnya

Vinsensius juga memaparkan, Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki keindahan bahari di Dunia dengan lautan yang luasnya 70% dari total keseluruhan luas negaranya. Perairan Nusantara menyimpan kekayaan terumbu karang terbaik di Dunia. 

Kekayaan biologi serta kejernihan airnya,  membuat kawasan Taman Laut Indonesia menjadi populer hingga ke mancanegara dan juga dikenal sebagai tempat wisata. Sebagai Negara maritim, Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia dengan luas total area trumbu karang sekitar 51.000 km2 . Data menunjukkan bahwa jumlah trumbu karang yang ada di lautan Indonesia menyumbang 18% luas total trumbu karang dunia.

”Dan untuk lebih menarik pengunjung , Ikon Kapal Phinisi akan menjadi penciri dari Paviliun Indonesia nanti. Karena ikon ini paling seksi dan paling asik untuk dijadikan lokasi selfie dan menarik perhatian pengunjung,” ujar pria yang biasa disapa VJ itu. 

Sekadar informasi, Kapal Phinisi merupakan sebuah kapal layar masyarakat Sulawesi Selatan yang menjadi kebanggaan Indonesia. Kapal ini dibuat oleh tangan-tangan ahli tanpa menggunakan bantuan peralatan modern. 

Seluruh bagian kapalnya terbuat dari kayu dan dirangkai tanpa menggunakan paku. Meskipun demikian, Kapal Pinisi telah membuktikan keistimewaannya dengan menaklukkan samudera-samudera dan menjelajah negara-negara di dunia. VJ juga menambahkan, boothnya nanti juga akan penuh warna dan kegiatan.

Pria yang suka telor dadar itu,  beberapa kegiatan akan dilakukan di paviliun Indonesia, seperti product knowledge tentang spot-spot diving baru di Indonesia, pertunjukan kesenian yang berasal dari Pulau Dewata-Bali, kopi khas Indonesia yang sudah sangat terkenal di Australia, serta penyajian makanan khas Indonesia.

“Kita akan All Out, Semua ini dilakukan untuk lebih memperkenalkan potensi wisata bahari khususnya wisata selam yang segmentasinya masuk ke dalam kategori niche market, serta untuk mengenjot perolehan target kunjungan wisatawan mancanegara tahun 2017 sebanyak 15 juta orang,” pungkasnya

Menpar Arief Yahya sendiri menyebut, upaya berpromosi di pasar under water itu cukup tepat, karena sekarang ada info trend baru dalam wisata bahari, yakni menyelam. 

Wisata bahari sendiri dibagi dalam tiga zona, yakno coastal zone atau bentang pantai, lalu underwater zone atau bawah laut dan sea zone atau antar pulau yang biasa menggunakan yacht. “Bukan hanya pasar Australia tapi juga Asia juga sudah mulai heboh dengan pasar underwater,” kata Arief Yahya.


Kemenpar RI

  • Bagikan