Kawasan di Buteng ini Dicanangkan Jadi Sentra Daging Sapi

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM : BUTENG – Sebanyak delapan desa di Kabupaten Buton Tengah dicanangkan sebagai sentra penghasil daging sapi. Melalui Dinas Pertanian dan Peternakan Buteng desa tersebut akan didorong sebagai kawasan peternakan. Kedelapan desa tersebut yakni Desa Matara, Wasilomata I, Wasilomata II, Kelurahan Watolo, Balobone, Napa, Wakambangura I dan Wakambangura 2.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Buteng, Makmur Sangkalibu mengatakan program ini merupakan bantuan pengembalaan sapi dari Pemerintah Pusat yang dibiayai Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Sebanyak empat daerah menerima bantuan serupa, yakni Kolaka Utara, Bombana, Muna dan Buton tengah. 

“Bantuan ini hanya diterima empat daerah saja yakni Kolaka Utara, Bombana, Muna dan satu-satunya Buton tengah untuk dikepulauan Buton,” kata Makmur Saat ditemui SULTRAKINI.COM diruang kerjanya, Senin (28/11/2016) siang.

Makmur menambahkan bantuan ini sudah mengantongi Surat Keputusan (SK) Bupati Buton Tengah (Buteng) nomor 231 tahun 2016 tentang Penetapan Kawasan Padang Pengemalaan. Kawasan tersebut mencakup delapan desa dengan luas seribu hektar yang dipersiapkan Pemkab untuk padang pengembalaan sapi kedepannya.

“Jadi lahan yang kami siapkan untuk pebebasan lahan sesuai dengan SK bupati itu sekitar seribu hektar. Kawasan ini kami telah diseting untuk padang pengembalaan,” ujarnya.

Makmur juga menjelaskan, sesuai petunjuk pusat, tahun 2017 hanya 100 hektar yang akan didesain untuk padang pengembalaan sapi dan mencakup empat desa yakni Desa Wasilomata I dan Wasilomata II dan tidak menutut kemungkinan dengan Kelurahan Watolo. 

“Untuk bantuan 2017 ini, sesuai dengan petunjuk pusat seratus hektar dulu yang akan didesain. Kedepannya kalau bagus kita akan melakukan pengembangan dan kita akan tambah 100 hektar lagi,” jelasnya.

Selain itu, Makmur juga mengungkapkan kawasan 100 hektar yang akan mendapatkan bantuan sudah dilakukan kajian akademisi dari Fakullts Peternakan Universitas Halu Oleo (UHO) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda).

“Ini sudah melalui kajian akademisi yang dilakukan oleh Unhalu yakni Fakultas Peternakan bekerjasan dengan Pemda dengan alokasi dana saringan APBD yakni Rp 150 juta dan surveinya desainnya sementara dilaksanakan dilokasi oleh pihak UHO dan untuk sementara lokasinya ini menurut mereka sangat layak untuk dijadikan pengembalaan karena struktur tanahnya rata dan memiliki padang yang luas,” ungkapnya.

Selain itu, kata Makmu, kawasan pengembalaan ini kedepannya juga bisa dijadikan tempat studi banding bagi mahasiswa dari Fakultas Peternakan Unhalu. “kata dekannya kedepannya nanti ini bisa kami jadikan studi banding dari fakultas peternakan Unhalu,” ujarnya.

Untuk prgram ini, lanjut Makmur, pihaknya akan turun untuk sosialisasi kepada masyarakat disekitar kawasan. Pihaknya berharap masyarakat dapat menghibahkan lahannya terkait dengan bantuan ini. 

“Dalam waktu dekat ini kami akan turun sosialisasi kira-kira awal Desember kepada seluruh masyarakat yang ada disekitar kawasan itu, harapan kami masyarakat dapat menghibahkan lahannya terkait dengan bantuan ini karena kedepannya bisa menjadi salah satu pemasok daging kalau seandainya berhasil,” harapnya.

Pendanaanya sendiri sebesar Rp 5 miliar untuk pembibitan bibit sapi. Namun  jumlahnya belum diketahui. “Termasuk pakan ternak, juga dilokasi tersebut akan dibuatkan seperti bak penampungan air untuk tempat minumnya. Serta realisasinya kalau tidak ada perubahan Januari sudah mulai cair anggarannya” pungkasnya.

Reporter: Ali Mariati.

  • Bagikan