Kediaman Ketua DPRD Buteng Didatangi Guru Honorer K2

  • Bagikan
Guru honorer bersama Ketua DPRD Buteng, Bobi Ertanto. Rabu (5/2/2020). (Foto: Ist)

SULTRAKINI.COM: BUTON TENGAH – Sejumlah guru honorer K2 yang mengabdi puluhan tahun mendatangi kediaman Ketua DPRD Buton Tengah, Bobi Ertanto di Kecamatan Mawasangka, Rabu (5/2/2020).

Para guru honorer di Buteng ini mengeluhkan arah kesejahteraan mereka, serta meminta agar kiranya negara membukakan peluang sehingga mereka diangkat sebagai PNS.

“Pertemuan pagi tadi bersama forum honor K2 Buteng membahas peningkatan kesejahteraan guru honorer K2 yang ada di Buteng. Poin yang mereka sampaikan meminta kepada negara mestinya memperhatikan nasib mereka mengingat mereka ini sudah lama mengabdi, dan rata-rata umur mereka sudah di atas 35 tahun,” Bobi Ertanto kepada Sultrakini.com.

Ketua DPRD Buteng, Bobi Ertanto. (Foto: Muhammad Shabuur/SULTRAKINI.COM)

Dikatakannya, usia 35 tahun para guru honorer menutup peluang untuk ikut seleksi CPNS dan sangat tidak dimungkinkan bagi nasib mereka.

“Ya umur mereka yang membatasi, namun pengabdian mereka selama ini luar biasa puluhan tahun. Saya akan agendakan nanti bertemu dengan komisi 2, serta konsultasikan ini kepada Kemenpan RB dan DPR RI untuk memperjuangkan honorer K2 yang ada di Buteng,” ucapnya.

Informasi dihimpun Sultrakini.com, sejauh ini guru honorer di Kabupaten Buteng masih sangat dibutuhkan Pemda, guna menutupi kekurangan guru di tingkat SD maupun SMP yang totalnya ratusan orang.

Kabar lainnya terkait guru honorer diterima Sultrakini.com pada pertengahan 2019 bahwa sebanyak 387 guru honorer menerima gaji senilai Rp 1.008.000 setiap bulannya berdasarkan perhitungan beban kerja mengajar.

Mereka yang masuk dalam honor daerah itu rupanya jumlah penerimanya berkurang, imbas dari diterapkannya persyaratan guru honorer yang mengharuskan mereka sarjana, memiliki akta mengajar, dan beban kerja minimal 24 jam per minggu.

Dengan persyaratan tersebut, dinilai Dikbud Buteng justru memudahkan guru honorer untuk sertifikasi, yang beban gajinya mencapai Rp 1,5 juta perbulannya.

Laporan: Muhammad Shabuur
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan