Kerukunan Keluarga Bajo Terbentuk, Masyarakat Bajo se-Sultra akan Didata

  • Bagikan
Pengukuhan pengurus Kerukunan Keluarga Bajo Sultra, Minggu (23/9/2018). (Foto: Hasrul Tamrin/SULTRAKINI.COM)

SULTRAKINI.COM: KENDARI – Kerukunan Keluarga Bajo (Kekar Bajo) Sulawesi Tenggara periode 2018-2023, mulai merancang program kerja selama lima tahun kedepan. Salah satunya pendataan masyarakat bajo yang ada di Provinsi Sultra.

Ketua Kerukunan Keluarga Bajo, Kahar, mengatakan
terdapat sembilan bidang dalam struktur kepengurusan dengan program kerja di masing-masing bidangnya. Jika ditotalkan, sekitar 35 program kerja akan difokuskan di tingkat provinsi sampai kabupaten/kota selama lima tahun kedepan.

Salah satu program prioritas, yakni pendataan masyarakat bajo. Sebanyak 13 item pendataan dilakukan pihaknya. Misalnya, tepat domisili, kecamatan, desa/kelurahan tempat domisili, profesi, agama, dan status ekonomi. Untuk status ekonomi akan menggunakan sistem pengukuran dari Badan Pusat Statistik.

Data sementara diperoleh pihaknya pada 2011, jumlah masyarakat bajo sekitar 350 ribu jiwa.

“Saya selaku ketua bersama teman-teman, kita sudah buat format pendataan yang sudah kita siapkan dan akan kita turunkan di setiap kabupaten/kota untuk secara riil merekam data-data di seluruh daerah,” ujar Kahar ditemui disela-sela pengukuhan dan pembahasan program kerja, Minggu (23/9/2018).

Pengurus Kekar Bajo Sultra hingga kini tersebar di 15 kabupaten dan kota. Dua daerah lainnya belum berpengurus, yakni Kabupaten Kolaka Timur dan Kabupaten Buton Selatan. Sebab, butuh sekitar 60 orang agar kepengurusan bisa terbentuk.

“Kebijakan yang akan saya angkat sebagai ketua, saya ingin masyarakat bajo terukur, makanya saya usulkan untuk dilakukan pendataan masyarakat bajo sehingga kedepannya terbentuk buku induk keanggotaan kerukunan masyarakat bajo se-Sultra,” jelasnya.

Hal senada juga dikatakan Sekretaris Umum Kekar Bajo Sultra, Abd. Halim Alkaf dan Ketua Panitia sekaligus Wakil Ketua I Kekar Bajo Sultra, Irwansyah.

“Kedepannya harapan kita bisa terbangun sinergitas masyarakat bajo, masyarakat luar bajo maupun terhadap pemerintah sehingga tercipta masyarakat yang berdaya dan tercipta sumber daya manusia yang kompetitif,” ucap Irwansyah.

Selain itu, kata dia, kerukunan Kekar Bajo bisa menjadi wadah penguatan bagi masyarakat bajo, utamanya persoalan kebutuhan.

“Peran kami bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat bajo yang ada di Sultra, itu yang paling utama yang menjadi program utama kita sehingga konsistensi masyarakat bajo itu bisa diakui,” tambahnya.

 

Laporan: Hasrul Tamrin
Editor: Sarini Ido

  • Bagikan