Keseringan Mandi Justru Timbulkan Penyakit

  • Bagikan
Keseringan Mandi Justru Timbulkan Penyakit foto : Sriwijaya Post - Tribunnews.com
Keseringan Mandi Justru Timbulkan Penyakit foto : Sriwijaya Post - Tribunnews.com

SULTRAKINI.COM: Mandi adalah salah satu bukti peradaban dan budaya manusia. Dahulu kala, orang tidak mandi tidak masalah. Namun seiring perkembangan zaman, orang mulai tahu bagaimna cara menjadi lebih sehat, menarik, dan lebih nyaman.

Di iklim seperti Indonesia tidak mandi akan membuat badan lengket dan bau. Jarang bersentuhan dengan sabun dan air membuat kulit gatal dan rambut berminyak. Alasan ini, membuat kita melupakan mandi.

Seberapa sering sih seseorang harus membersihkan badannya? Mandi cukup sekali sehari, bila tidak terlalu berkeringat. Saat mandi sebaiknya fokus pada bagian tubuh yang mudah berbau misal ketiak dan alat kelamin. Selain itu setelah mandi ada baiknya menggunakan pelembab dan gunakan air mandi yang tidak terlalu panas.

Tetapi, jika anda merasa risih dan merasa perlu mandi lebih sering karena tubuh kotor, anda dapat membersihkan bagian tubuh yang terasa kotor seperti wajah, ketiak, atau bagian vital lainnya dengan kain basahi dengan air sabun untuk membunuh bakteri yang menyebabkan bau.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Genetic Science Center di University of Utah, mandi terlalu sering dapat merusak jumlah mikrobioma normal yang ada di dalam tubuh manusia. Mikrobioma sendiri merupakan kumpulan bakteri, virus, dan mikroba lain yang hidup di tubuh manusia.

Para peneliti mengatakan mikrobioma berperan penting dalam menjaga kesehatan manusia. Bahkan jika ekosistemnya terganggu dapat menyebabkan penyakit pada tubuh. Tanpanya sistem kekebalan tubuh, pencernaan bahkan hati menanggung akibatnya.

Dalam suatu penelitian mengamati suku Yanomamo di Amazon, Amerika Selatan, para peneliti menemukan bahwa kulit, mulut, dan tinja mereka memiliki bakteri pelengkap terkaya di antara populasi manusia yang pernah diteliti sampai saat itu.

Yang dimaksud dengan bakteri pelengkap adalah bakteri yang membawa resistensi antibiotik. Padahal warga desa tersebut tidak pernah menyentuh antibiotik sama sekali. Selain itu penelitian menyimpulkan bahwa mandi menggunakan sabun dan sampo justru meluruhkan bakteri pelengkap dan minyak tubuh alami yang dibutuhkan tubuh.

Oleh karena itu, jika gangguan kulit secara umum seperti jerawat muncul akibat gangguan terhadap mikrobioma normal manusia. Mungkin saja sampo atau sabun yang digunakan mengganggu ekosistem mikrobioma tubuh anda.

Mandi bukanlah soal bersih atau tidak. Karena tubuh kita secara alami dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sebenarnya, mandi merupakan cara untuk menghilangkan aroma tak sedap pada tubuh.

“Orang berpikir mereka mandi demi faktor higienis atau agar lebih bersih, padahal secara bakteriologi, bukan itu persoalannya,” ujar Dr. Elaine Larson, pakar penyakit menular di Columbia University School of Nursing.

Frekuensi mandi ideal tergantung kondisi tubuh. Dr. C. Brandon Mitchell selaku asisten professor of dermatology di George Washington University Amerika Serikat menyarankan untuk mandi satu atau dua kali dalam seminggu. Selain itu, frekuensi mandi juga bisa dipengaruhi oleh cuaca dan aktivitas.

“Saya memberitahu pasien yang mandi setiap hari agar tidak membasahi seluruh tubuh mereka. Cukup bagian bokong, dan lipatan paha yang merupakan area tubuh manusia yang menghasilkan sekresi berbau kuat penyebab bau badan. Lantas bagian tubuh lainnya tidak perlu banyak dibersihkan dengan sabun,” tutupnya.

Dari berbagai sumber
Laporan: Wa Ode Dirmayanti

  • Bagikan