Ketua DPD dan Sekertaris Adu Argumen. Golkar Kolaka Retak ?

  • Bagikan

SULTRAKINI.COM: KOLAKA – Pelaksanaan Musyawarah Kecamatan (Muscam) yang digelar DPD Golkar Kolaka rupanya memicu sumbu keretakan soliditas internal partai berlambang pohon beringin itu kian memanas. Ketua DPD Golkar Umar Tebu dan Sekertarisnya Andi Muhammad Zaenuddin saling serang argumentasi seputar legal atau tidaknya perhelatan Muscam.

 

Zaenuddin menegaskan Muscam yang digelar tanpa sepengetahuan dirinya sebagai sekertaris Golkar merupakan pelanggaran konstitusi partai. Merasa disudutkan oleh statement Zaenuddin. Umar Tebu pun balik menyebut bila Zaenuddin tak dilibatkan dalam kegiatan Muscam lantaran sibuk menjalankan tugas sebagai staf ahli DPR RI Partai Golkar.

 

Tensi perdebatan kedua elit Golkar Kolaka ini rupanya kian memanas. Umar Tebu mensinyalir Zaenuddin berupaya mendongkel posisinya selaku Ketua DPD Golkar Kolaka.

 

\”Tunjukkan kinerjamu dengan baik (Zaenuddin. Red). Jangan usik-usik lagi kepengurusan ini,\” tutur Umar Tebu.

 

\”Muscam itu ilegal karena tak prosedural, saya akan laporkan kejadian ini ke Mahkamah Partai Golkar,\” ancam Zaenuddin ditemui di Sekertariat
KNPI Kolaka, Rabu (30/3/2016)

 

Dikatakan Zaenuddin, hajatan Muscam yang digelar tanpa sepangatahuan dirinya, diduga karena ada oknum pengurus diinternal yang berupaya mendesain peta konflik agar hubungan ketua dan sekertaris tak harmonis.

 

\”Saya mau ingatkan kepada pak ketua ( Umar Tebu) hati – hati jangan sampai ada penumpang gelap di Golkar Kolaka. Saya menduga dengan peta konflik yang diciptakan pihak tertentu disekeliling pak ketua justru akan mengarah pada pelengseran pak ketua. Ini sebagai sekertaris dan ketua yang dipilih dalam Musda tentu tak menghendaki situasi seperti itu terjadi,\” imbuh Zaenuddin.

 

Kegiatan Muscam Golkar yang digelar beberapa waktu lalu, UmarTebu selaku Ketua DPD Golkar Kolaka memberikan mandat kepada Nasir Adam dan Abdul Karim Manga sebagai pelaksana kegiatan.

 

Namun ketika Zaenuddin ditanya apakah Nasir Adam dan Abdul Karim Manga dianggap sebagai pihak yang memecah belah hubungan dirinya dan Umar Tebu. Ia enggan menjelaskan.

 

\”Saya tidak menyebut pak Nasir dan pak Karim yang mendesain terjadinya disharmoni saya dengan ketua. Tapi insting politik saya menduga ada pihak tertentu yang menciptakan situasi seperti ini. Saya yakin pasti ada masternya. Sebab selama ini komunikasi saya dengan pak ketua cukup baik. Tapi kenapa akhir – akhir ini sikap beliau berubah tehadap saya. Ini yang menjadi pertanyaan, ada apa semua ini,\” tandas Zaenuddin.

 

Editor : Taufik Qurahman

  • Bagikan